Lihat ke Halaman Asli

Gerardus Kuma

Non Scholae Sed Vitae Discimus

Peduli Kasih Korban Bencana Adonara: Catatan Atas Solidaritas PGRI Wulanggitang

Diperbarui: 21 April 2021   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan bantuan PGRI Wulanggitang kepada korban bencana di Nelelamadike. Dok.pribadi

Bencana alam selalu menghadirkan duka yang mendalam. Karena bencana datang merenggut kebahagiaan orang. Setiap bencana membawa duka karena menghilangkan harapan, merenggut masa depan, menguburkan impian, dan mengaburkan cita-cita mereka yang terdampak.

Setiap terjadi bencana, dukacita itu tidak hanya dirasakan oleh para korban yang terdampak tetapi menjadi dukacita kolektif. Sebagaimana kata Najwa Shihab, "Jika di timur ada yang terluka, di barat harus juga merasa duka. Jika yang tergores ada padamu, yang mengerang haruslah suaraku."

Selain menimbulkan dukacita, bencana juga membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan tanpa sekat. Sebuah aksi kemanusiaan tanpa batas wilayah, suku, agama, ras dan golongan. Walau di tengah pandemic Covid-19 yang mensyaratkan jaga jarak fisik, ketika bencana melanda hati tak pernah berjarak dan tangan terulur membantu.

Bantuan sosial dan kemanusiaan selalu mengalir dari berbagai wilayah dan datang dari segenap pihak. Berbagai organisasi sosial bergerak meringankan beban dan duka korban tanpa memandang latar belakang dan asal-usul. Semua melebur dalam satu misi kemanusiaan: peduli kasih terhadap para korban bencana.

Solidaritas terhadap korban bencana inilah yang menggerakkan PGRI Cabang Wulanggitang menggalang dana secara internal ketika banjir bandang melanda beberapa wilayah di pulau Adonar, Minggu (04/04/2021) lalu. Aksi peduli kasih ini dimaksud untuk meringankan beban para korban bencana.

Sebagaimana dikatakan Ketua PGRI Cabang Wulanggitang, Eduardus Pope Ana Sayang bahwa ketika bencana alam menimpa beberapa desa di pulau Adonara, pengurus PGRI Cabang Wulanggitang melakukan konsolidasi secara internal untuk menggalang bantuan bagi korban bencana.

Melalui group WA dibangun komunikasi dengan pengurus ranting dan kepala unit. Di mana respons yang diterima sangat baik. Pengurus cabang kemudian mengeluarkan surat pemberitahuan ke setiap unit melalui pengurus ranting untuk melakukan penggalangan donasi di setiap satuan pendidikan.

Penggalangan donasi dimulai sejak 06 - 17 April 2021. Donasi yang diberikan kemudian dikumpulkan ke pengurus cabang melalui pengurus ranting. Hingga hari terakhir bantuan yang terkumpul berupa uang sebesar Rp.13.709.000, pakaian layak pakai, dan beras.

"Setelah kita bangun komunikasi lewat group WA, pengurus cabang mengeluarkan surat untuk tiga ranting dan 43 unit agar menggalang dana di setiap satuan pendidikan. Dan donasi yang berhasil dikumpulkan berupa uang, pakaian layak pakai dan beras," ujar Edward.

Bantuan ini disalurkan kepada korban pada Minggu (18/04/2021) di lima titik bencana yaitu desa Oyangbaran, Waitukan, Nelelamadike, Nobo, dan Waiburak. Pengurus Cabang PGRI Wulanggitang lalu membangun komunikasi dengan para relawan di lapangan untuk mendata kebutuhan para korban. Dana yang terkumpul kemudian dibelanjakan barang-barang yang merupakan kebutuhan para korban.

Di desa Oyangbaran bantuan yang diberikan berupa lemari pakaian sebanyak 12 buah, dan sembako. Desa Waitukan bantuan berupa perlengkapan dapur, sembako, dan pakaian. Desa Nelelamadike bantuan berupa permainan anak-anak, sembako, dan pakaian. Desa Nobo bantuan berupa sembako dan pakaian. Dan desa Waiburak berupa sembako dan pakaian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline