Lihat ke Halaman Asli

Kristin Siahaan

Observer, Theological Student'15

Halu Positifku

Diperbarui: 8 Mei 2021   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kata 'halu' adalah kata yang cukup tren di kalangan milenial. Berbicara tentang halu, ini mencakup banyak aspek. Aspek dalam dunia pekerjaan, sosial termasuk juga percintaan.

"Huss, jangan halu kamu..." Biasanya kalimat ini sering terlontar dari seorang yang menyadarkan temannya yang sedang halu.

Tetapi tahukah kita ternyata halu itu punya dua tujuan.

Halu positif dan halu yang negatif. Keduanya hampir dikatakan seperti saudara kembar, punya perbedaan namun juga kembar identik.

Kembarnya terletak pada konsep bahwa keduanya bermula dari dari khayalan atau imajinasi.

Tetapi perbedaannya terletak pada tujuan halu yang tergambar di benak kita.

Jika halu positif, Ia terlahir dari sebuah keyakinan untuk berpikir maju dan bersedia menyusun langkah untuk direalisasikan karena yang terpenting adalah bagaimana menyelesaikan sebuah mimpi bukan bagaimana memulainya.

Jika halu negatif, ia hanya berhenti pada sebuah mimpi semata.

Tak ada salahnya untuk halu. Karena itu, cara untuk mewujudkan halu yang benar (positif) adalah untuk mulai melangkai dan merancang tujuan dan langkah apa untuk mencapai tujuan dan selanjutnya menjaga semangat untuk menyelesaikan langkah demi langkah yang telah disusun sampai ke tahap finish.

So, jangan buru-buru menyangka halu hanya jatuh pada aspek negatif, tetapi dapat diputar kepada arah yang justru mendatangkan hal baik dalam hidupmu. Silahkan berhalu, tapi harus yang positif ya guys.

KJS, Mei 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline