Lihat ke Halaman Asli

kopi barbar

Bismillahirtohmanirrohim

Tenggelamnya KRI Nanggala-402

Diperbarui: 14 Mei 2021   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selamat Friday everybody! I hope to you fine like everyday. Awal minggu yang begitu cerah, namun tidak secerah keadaan yang silir berganti mewarnai NKRI. Begitu banyak cerita suka duka yang ada sejak tahun lalu hingga tahun ini belum juga berhenti. Seolah Tuhan ingin menguji lebih dalam lagi kesabaran, ketabahan, serta tingkat keikhlasan kita sebagai penghuni tanah air. Tidak hanya ssatu dua ujian yang datang tanpa sepengetaahuan, namun tiga, empat, lima dan seterusnya seolah tida hentinya. Dari mulai covid-19 yang merenggut banyak nyawa pahlawan kesehatan, banjir, tanah longsor yang banyak memakan banyak kerugian, pesawat jatuh yaang merenggut banyak korban, hingga tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang merenggut abdi negara.

Bukan hanya pihak keluarga yang merasakan kesedihan atas tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali. Setelah diresmikannya KRI Nanggala 402 tenggelam pada 25 April 2021 lalu, memukul seluruh keluarga dari awak kapal selam Nanggala 402.

KRI Nanggala 402 telah dinyatakan terbelah menjadi tiga bagian di kedalaman laut 830 meter dari permukaan laut, dan telah dinyatakan bahwa 53 awak kapal meninggal. Hal ini semakin membuat pihak keluarga juga masyarakat Indonesia semakin sedih. Tidak hanya itu, tebar bunga juga sudah dilaksanakan oleh pihak keluarga awak kapal selam yang menjadi korban.

Tidak hanya aparat dari Indonesia saja, namun juga ada dari beberapa Negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, India, Amerika Serikat, dan lain nya lagi. Indonesia merasa bahagaia dan merasa sangat terbantuu dengan adanya mereka. Namun hal itu tidak menghilangkan rasa sedih bagi keluarga yang ditinggalkan, namun setidaknya bisa sedikit mengurangi rasa sedih yang sedang dialami.

Banyak sumber yang mengatakan bahwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 disebabkan oleh kesalahan teknis yang tidak berasal dari kesalahan manusia, namun karena kapal selam itu sendiri sudah mencapai usia tua.

Menurut saya, bisa jadi kapal itu tenggelam karena usianya yang sudah tua. Namun bisa jadi kekurangan ketelitian mereka dalam memeriksa kerusakan yang ada di badan kapal selam tersebut. Semua ini sudah ditetapkan oleh yang maha kuasa, Allah menempatkan mereka di tempat yang indah dengan cara memisahkan mereka dari kita semua. Jika bukan karena takdir Allah, semua ini tidak akan terjadi. Akan tetapi kita sebagai manusia biasa tidak bisa menyalahkan takdir yang telah ditetapkan. Kita hanya bisa berdo'a supaya mereka benar-benar berada di tempat yang paling nyaman dan tempat yang paling indah.

Setelah sebar bunga yang dilakukan oleh keluarga korban, aparat-aparat yang sedang mencari korban tidak berhenti begitu saja. Mereka terus mencari korban dan berhrap mereka semua dapat ditemukan dalam keadaan utuh. Meski sedikit kemungkinan di kedalaman yang dapat menghancurkan kapal selam yang kokoh dengan mudah, namun mereka tidak kehilangan harapan.

Pada akhirnya, semua yang hidup akan merasakan mati, dibalik kesedihan ada kebahagiaan, dibalik kesulitan ada kemudahan. Semua tergantung bagaimana kita menyikapi nasib-nasib yang kita terima. Kita sebagai manusia mungkin memiliki banyak masalah, namun Allah, Tuhan kita memiliki kebaikan yang tiada habisnya asal kita bisa mensyukuri apa pun yang kita dapatkan, juga memiliki keikhlasan hati yang besar.

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir, mungki  saya memiliki banyak kesalahan dalam tulisan saya kali ini, karena saya tidak terlalu menguasai tentang hal ini. Terimakasih dan wassalam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline