Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

[Topik Pilihan] Menafkahi Hobi, Perlu atau Tidak?

Diperbarui: 4 Januari 2020   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diolah dari Kompas.com

Punya hobi untuk sekadar mengisi waktu luang atau melepas penat memang selalu mengasyikan. Tapi beda ceritanya kalau hobi yang digeluti harus merogoh koceknya dalam-dalam.

Sebagai contoh, memelihara burung sebenarnya hal yang umum dan lumrah saja. Akan tetapi menjadi lain soal ketika itu sudah menjadi hobi.

Tak sekadar dipelihara dan dirawat, burung-burung tersebut --dengan jenis tertentu-- didandani secantik mungkin agar tampilan atau kicauannya lebih prima daripada burung umumnya. Biasanya, yang seperti ini doyan kompetisi.

Menuruti apa yang kita senangi memang menyenangkan--dan cenderung tidak ada habisnya. Walaupun begitu, sah-sah saja kok. Asalkan, kita memang pintar-pintar atur isi dompet agar hobi kita sendiri tetap berlangsung. Sama jangan lupa waktu, ya.

Di lain cerita, ada juga kok yang bermodalkan hobi justru malah dapat penghasilan. Enggak sedikit juga yang jadi pengusaha sukses karena berawal dari hobinya itu.

Mengomersialisasi hobi, tentu saja, adalah keuntungan lebih dari apa yang kita dapat. Bisa secara finansial atau hubungan sosial antar-penikmat.

Nah, kalau Kompasianer bagaimana, adakah pengalaman atau tips mengatur isi dompet agar hobi kita bisa terus jalan?

Atau Kompasianer tengah menjalani hobi khusus yang memang perlu pengeluaran banyak uang sampai sekarang? Bagaimana tanggapan orang terdekat atas hobi tersebut?

Silakan tulis opini, cerita pengalaman, atau bahkan reportase Kompasianer terkait topik ini dengan menambahkan label Menafkahi Hobi (menggunakan spasi) pada setiap artikel.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline