Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Wanita SS di Kamp Konsentrasi, Korban Eksploitasi atau Monster NAZI?

Diperbarui: 18 Juni 2021   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita SS di Kamp Konsentrasi, Korban Eksploitasi atau Monster NAZI? (merdeka.com)

Namanya Irma Ilse Ida Greese. Usianya kala itu 19 tahun. Kegemarannya menyiksa orang. Pekerjaannya; pengawas kamp konsentrasi NAZI.

Dalam sejarah holocaust, perannya tidak kecil. Paras cantik dan tampil menarik tidak membuatnya serta merta menjadi sosok yang patut dicintai.

Irma mungkin memiliki takdir yang sesat. Ia terlahir dari sebuah keluarga yang fanatik terhadap ideologi Hitler. Membangun ras Arya yang kuat, bak pohon besar dalam hutan yang lebat.

Ayahnya memiliki andil yang besar dalam pola pemikiran Irma. Sejak usia dini ia telah dijejali dengan ideologi Hitler. Alfred Grese adalah seorang anggota partai NAZI.

Namun, adalah ibunya yang menjadi pencetus jalan hidup yang ditempuh Irma. Saat Irma masih berusia 12 tahun, ibunya tidak bisa menerima perselingkuhan suaminya.

Berta Grese akhirnya bunuh diri dengan meminum sebotol racun klorida. Tepat di hadapan suami dan anaknya, Irma. Masalah traumatik ini yang mungkin membentuk pribadinya sebagai seorang monster kelak.

Irma Greese (voi.id)

Pada usia 14 tahun, Irma berhenti bersekolah. Ia kemudian menjadi seorang asisten perawat di Rumah Sakit SS, di Hohenclychen.

Namun, Irma tidak berbakat sebagai perawat. Ia lalu dipindahkan ke kamp konsentrasi Ravensbruck di Jerman Utara, menjadi SS-Aufseherin atau pengawas kamp. Di sanalah Irma menemukan jati dirinya dan memulai petualangannya yang mengerikan.

Dengan cepat Irma naik jabatan. Berawal sebagai operator telpon, ia berubah menjadi penjaga wanita yang paling ditakuti. Tindakannya kejam dan tak berperikemanusiaan. Melebihi tugas utamanya sebagai pengawas.

Rupanya Irma mendapatkan semacam kesenangan saat melakukan tindakan sadis. Ia senang melihat tahanannya menderita di atas kekuasaannya. Di Ravensbruck, Irma bertugas selama 7 bulan.

Karirnya semakin moncer ketika ia ditugaskan ke kamp konsentrasi yang lebih besar, Auschwitz. Di sini Irma semakin berjaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline