"Saya membayangkan jika ditempatkan di suatu wadah, seberapa uang satu trilyun itu, tetapi Sandiaga Uno mengeluarkan Rp. 1 Trilyun untuk membiayai aktivitas politiknya, luar biasa!".
Memang berpolitik kenyatannya tidaklah murah, ada integral-integral berpolitik sendiri yang harus dipenuhi supaya mendapat simpati masyarakat.
Dari lawatan kampanye, hingga suatu kebutuhan yang tidak terduga untuk citra politik tersebut adalah biaya yang harus diakomodasi dalam berpolitik.
Dalam tayangan podcase youtube ketua MPR Bambang Soestyo, Kamis (22/10/2020) Sandiaga Uno buka-bukaan terkait dengan biaya politiknya selama ini.
"Sewaktu di pilpres 2019 menjadi calon wakil presiden ditotal oleh Sandiaga Uno habis sekitar Rp. 600 Miliar, sedangkan di Pilgub Jakarta tahun 2017, berpasangan dengan Anies Baswedan sekitar RP. 300 Miliyar. Jadi jika ditotal semuanya dengan yang lain-lain hampir Rp. 1 Tilyrun, ungkap Sandiaga Uno".
Maka dengan jumlah yang fantasitis itu, Sandiaga Uno ditanya kembali dalam acara podcast Bambang Soesetyo tersebut. Apakah Sandiaga Uno tidak kapok kembali menghabisakan uang untuk biaya politik lagi?
Sandiaga Uno mengungkapkan bawasanya dirinya tidaklah akan kapok, lantaran berpolitik ia jadikan bentuk pengabdian kepada Indonesia.
"Saya melihat ini sebagai jalur pengabdian. Jadi saya meilhat bahwa politik ini adalah sesuatu yang mestinya kita jadikan kendaraan membangun bangsa dan kebaikan. Jadi kalau untuk membangun bangsa dan kebaikan tidak boleh kapok dong"
-Sandiaga Uno-
Banyaknya uang yang dikelurkan Sandiaga Uno untuk berpolitik tidak lepas dengan dirinya yang sebagai pengusaha.