"Sulitnya dalam praktik politik. Tidak di kontestasi politik desa, kota, maupun nasional karena semua adalah kepentingan pribadi"
Tentu termasuk kepentingan mau memilih atau tidak memilih bakal calon atas nama dukungan partai politik sekalipun, meski yang bersangkutan masuk sebagai anggota partai.
Adanya dukungan dari partai politik sedikit banyaknnya adalah mengorganisir dukungan suara terhadap bakal calonnya di pilkada.
Maka ketika tidak satu suara dalam mendukung bakal calon yang di usung partai, perpecahan adalah jalan yang harus ditempuh oleh partai.
Termasuk partai besar Indonesia PDIP (Partai Demokrasi Indonesia) di Medan. Akar rumput tidak solid dalam mendukung menantu presiden Boby Nasution sebagai bakal calon Wali Kota Medan.
"Partai saat ini adalah gerak kerja, ketika tidak satu suara dalam menentukan pilihan pecat adalah kewajiban. Sebab jika tidak dipecat nyatanya akan menggembosi suara dari dalam partai itu sendiri".
Solusi dan Pemecatan
Langkah PDIP dalam memecat kader jelas dengan pertimbangan yang matang sebagai solusi. Dimana potensi penggembosan suara dari dalam partai sendiri harus dipastikan tidak ada sebagai upaya nyata dari dukungan terhadap calon yang di dukung oleh partai.
Dalam menjadi anggota partai sendiri dengan sumpah mengabdi, nyatanya kader memang dituntut untuk loyal. Maka ketika partai tidak sukses mengantarkan bakal calonnya karena ketidak loyalan gerak-gerak kerja kader, jelas akan dipertanyakan nantinya perihal kredibilitas partai itu sendiri.
Sebab ketika partai tidak solid dan banyak gagal dalam mengantarkan bakal calon ke kursi terpilih. Partai politik yang bersangkutan dipertanyakan kredibilitasnya dalam mensukseskan bakal calonnya tersebut.