Lihat ke Halaman Asli

Kapitalistik, Manusia Juga Termasuk Komuditas

Diperbarui: 15 Desember 2018   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barang untuk konsumsi manusia pada abad ini tidak akan pernah selsai. Mereka secara tidak sadar digiring opininya untuk butuh. Padahal informasi akan barang yang diterimanya belum tentu dibutuhkannya. Kebanyakan bukan kebutuhan dasar yang benar-benar dibutuhkan melainkan kebutuhan tenar dalam eksistensi hidup mereka. Itulah hebatnya jaman muktahir ini, seakan barang yang dikenakan manusia adalah cermin tinggi atau rendah cara mereka berkesistensi.

Sistem kapitalisme mengrogoti sendi nalar masyarakat kini. Penglihatan kita cenderung dikaburkan, tidak jarang juga digiring untuk butuh suatu barang demi gaya kita. Terlebih parahnya lagi mereka pengonsumsi  mendalihkan dirinya untuk suatu aji dalam pergaulannya. Aji merupakan penghormatan orang lain terhadap diri kita. Agar dalam bergaul disegani, terlihat tinggi dan glamor. Tentunya semua itu untuk menciptakan nilai lebih dari dirinya terhadap diri yang lain.

Manusia dengan pola pikir tersebut tidak akan pernah puas akan barang yang dikonsumsinya. Mereka hidup dengan dan untuk sebuah tren agar terlihat lebih di mata orang lain.Tipikal karakter manusia seperti juga merupakan pangsa pasar yang empuk bagi sistem kapitalisme. Dimana tidak perlu sistem yang merayu mereka untuk membeli. Mereka sudah kecanduan barang. Sudah pula menjadi agen-agen sistem yang bekerja secara otomatis melancarkan sistem.

Membeli dan terus membeli barang padahal belum tentu apa yang mereka beli sudah dipahami terlebih dahulu fungsinya untuk mereka. Keadaan ganjil sangat terasa bila membeli barang dengan merek tertentu, mahal dan memiliki fungsi yang sama dengan harga yang lebih murah kualitas tidak jauh berbeda. Mereka membeli, hanya membeli karna alasan merk bukan kegunaan yang sebenarnya. Seperti itulah sistem bekerja, seakan kebutuhan untuk gaya melebihi kebutuhan prioritas itu sendiri.

Masyarakat kapitalistik mencirikan modal adalah sesuatu yang utama. Anda punya apa dan Anda bisa berproduksi apa? Setelah orang lain bisa menilai dan ada kelebihan dari diri anda itulah perbedaan anda. Mereka akan menarik diri terhadap anda tanpa perlu menunjukan sesuatu. Sistem kapitalistik merupakan sistem hitung-hitungan dalam berhubungan. Tidak hanya barang, manusiapun adalah komuditas itu sendiri. 

Anda akan terlihat menarik jika Anda punya sesuatu, nilai lebih anda berharga dalam masyarakat kapitalistik ini. Mereka dan kita ada dalam sistem ini, hidup harmoni dengan perspektif ini. Sistem menginginkan setiap elmen pribadi beruntung dan apakah anda tidak ingin beruntung dalam hal ini? Membeli dan terus membeli dengan nilai lebih diri anda sebatas hanya gaya dan tren masa kini? Tidak pernah berpikir nilai dari diri anda direnggut mereka melalui barang-barang tak penting yang anda konsmusi?

Saya tidak memungkiri, tidak dapat saya tentang sendiri sistem kapitalistik ini. Saya berada didalam ini. Saya dan mereka adalah komuditas yang sama. Komuditas yang saling membutuhkan satu sama lain. Saya harus merias diri disisi lain saya harus menguntungkan diri saya. Harus ada nilai lebih dari saya, punya apa dan bisa berproduski apa. Demi ketertarikan komuditas manusia lainnya, saya butuh anda dan anda butuh saya.

Kehidupan ini permainan yang kita tidak boleh jadi manusia kalah didalamnya. Sistem mengharuskan kita punya aji, agar bisa dinilai sebagai komuditas lebih. Untuk memenangkan semua ini hanyalah melupakan soal gaya dan tren. Jangan kau buat dirimu seperti sibodoh yang konsumeris. Fokuslah dalam produksi anda, tahan, akumulasikan kembali.

Penyatuan sistem kapitalistik dan manusia bukanlah masalah sebelah mata. Sebagai manusia insting terdalam kita juga ingin dihargai. Bangun dan lebihkanlah nilai kita walau sedikit demi sedikit. Berproduksilah dan selalu merasa anda sedang berjalan bersama sistem agar tidak menjadi manusia kalah. Masyarakat kapitalistik hanya menuntut anda harus punya nilai, jadi apa yang lebih dari nilai diri kita? Maukah anda membuang dengan sukarela hasil produksi anda untuk konsumsi tidak penting diri anda? Jadilah akumulatif bukan konsumtif, sistem akan menghargai manusia akumulatif. Dan manusia berbentuk komuditas juga tidak akan mengucilkan anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline