Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Meniru Kebijakan Thailand dalam Hal Turis Asing

Diperbarui: 14 Maret 2024   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Negara Thailand tengah berusaha memperbaiki image pariwisatanya serta juga sepertinya melakukan seleksi wisatawan asing yang masuk ke negaranya khususnya untuk berlibur dengan menggunakan visa turis.

Latar belakang dari langkah Thailand mungkin saja karena beberapa faktor, pertama pada tahun 2018 Perdana Menteri Thailand saat itu, Prayut Chan-o-cha mengungkapkan tekadnya untuk mengubah image pariwisata Thailand yang telah lama dikenal sebagai destinasi wisata seks.

Kedua adalah jumlah turis asing sudah dirasakan padat terutama di pusat kota Bangkok dan juga selatan Thailand di mana terjadi kerusakan terumbu karang akibat kegiatan wisata yang mungkin agak berlebihan.

Langkah Thailand untuk memperbaiki image pariwisatanya serta menjaga kehidupan masyarakat lokal serta lingkungan dapat diartikan sebagai pergeseran dari kuantitas ke kualitas serta dari volume ke value.

Menurut situs ThaiEmbassy.com, setiap turis asing perlu memenuhi persyaratan untuk mendapatkan turis visa yaitu:

  • Paspor atau dokumen perjalanan dengan masa berlaku tidak kurang dari 6 bulan
  • Aplikasi Visa ( bagi beberapa negara)
  • Satu buah foto terkini berukuran 4 x 6cm
  • Tiket pulang pergi yang sudah dibayar lunas
  • Bukti Sumber Keuangan (contohnya Rekening Koran) sebesar (10,000 baht per orang atau 20,000 baht per keluarga.
  • Bukti pemesanan akomodasi.

Dari semua persyaratan di atas sepertinya terlihat sangat standar dan umum berlaku di hampir semua negara seperti tiket pulang pergi karena jika hanya satu arah justru akan menimbulkan pertanyaan dari pihak imigrasi yang akan mengira kita akan bekerja atau membuka bisnis di sana dengan visa turis.

Namun dari semua persyaratan di atas ada satu yang setidaknya seirama dengan tekad Thailand untuk menggeser kuantitas ke kualitas yaitu dengan diharuskannya turis menyertakan sumber keuangan mereka untuk membiayai selama keberadaan mereka di Thailand.

Ini tidak dilihat sebagai jaminan saja dari turis untuk meyakinkan Thailand bahwa sang turis mampu memenuhi segala biaya selama di Thailand saja tetapi juga seperti batas minimum pembelanjaan per turis, dengan begitu Thailand akan selalu kedatangan turis dengan jumlah pembelanjaan minimum tersebut.

Artinya juga bahwa setiap turis akan memberikan manfaat ekonomi kepada negara sedikitnya 20.000 Baht per orang atau 40.000 Baht per keluarga.

Langkah Thailand ini sebenarnya bisa diterapkan juga oleh Indonesia yang juga ingin menggeser kuantitas menjadi kualitas di mana Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini bertekad akan lebih membidik wisatawan berkualitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline