Lihat ke Halaman Asli

Ko In

TERVERIFIKASI

Berikan senyum pada dunia

Mengapa Air Mancur di Titik Nol Yogyakarta Dibongkar?

Diperbarui: 23 Februari 2020   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto:muterjogja.blogspot.com)

Tahun 1970an saat melewati Titik Nol Yogyakarta, yang terletak tepat di persimpangan Jl.Senopati, Jl. Ahmad Yani, Jl. Ahmad Dahlan dan Jl. Pangurakan atau Jl. Trikora pada waktu zaman Orde Baru, di tengah-tengahnya dulu ada air mancur dengan kolam yang berbentuk lingkaran.

Mereka yang pernah melihat barangkali termasuk orang yang patut bersyukur. Apalagi jika pernah melewati dan terkena percikan airnya. Sejalan perkembangan waktu kolam dengan air mancur di tengah perempatan, hilang karena masalah sosial. 

Persis di jantung kota Yogyakarta, air mancur itu kini tinggal di ingatan orang-orang pada jamannya dan menjadi romantisme tersendiri. Sementara untuk orang-orang jaman sekarang, itu seperti mimpi.

Tidak terbayangkan apa jadinya air mancur di titik nol masih ada sampai sekarang. Dimasa orang suka selfie, masa orang suka mengekspresikan diri dan lebih terbuka. Membagikan kebanyak orang karena alasan estetis, psikologis, eksistensi dan sekaligus pencitraan diri.

(foto: rentalmobildanpaketwisatajogja.com)

Tengok, jauh di ujung Utara. Tugu Yogyakarta tidak ada habis-habisnya di eksplorasi oleh mata kamera, tidak pagi dan tidak malam. Setiap sudut kota Yogyakarta memang memiliki daya tariknya sendiri. Dari kulinernya, seni dan adat istiadat juga budayanya serta kebiasaan-kebiasan masyarakatnya.

Kantor Pos di Titik Nol (foto:ko in)

Titik Nol merupakan penanda atau patokan untuk menentukan jarak antara daerah di Yogyakarta dengan kota-kota lain di luar Yogyakarta. Letaknya, diyakini banyak orang berada di tengah-tengah perempatan atau persimpangan yang mempertemukan Jalan Ahmad Yani, Senopati, Pangurakan dan Ahmad Dahlan.

Itu tidak salah. Sebab lintasan Titik Nol jika diukur secara melingkar maka kawasan ini radiusnya sekitar Alun-alun Utara di sebelah Selatan, ke Utara sampai Ngejaman. Tugu jam yang berdiri sejak tahun 1916. 

Menurut beberapa catatan sejarah, jam itu sebagai peringatan satu abad kembalinya pemerintahan Kolonial Belanda dari pemerintahan Inggris, yang waktu itu berkuasa di Jawa.

Jam Tempo Doeloe dan gaok (foto:koin)

Ngejaman masuk kawasan Titik Nol (foto:ko in)

Letak Ngejaman tidak jauh dari Benteng Vredeburg dan pasar Beringharjo Yogyakarta. Hingga saat ini jam tersebut masih berfungsi dan tepat dalam menunjukkan waktu. 

Menurut berbagai informasi, untuk menggerakkan mesin jam harus disambungkan dengan arus listrik. Hal ini jelas tidak terjadi di masa lalu. Sebagai catatan, masih ada satu lagi jam kota atau orang Yogyakarta menyebutnya dengan Ngejaman. Letaknya tidak jauh dari pintu masuk menuju Keraton Yogyakarta.

Kembali ke Titik Nol dengan air mancurnya doeloe. Mungkin ada yang menanyakan mengapa air mancur di Titik Nol dibongkar. Menurut Yulia Sujarwo seorang Tour Guide, Novelis, mantan wartawan dan juga tergabung dalam Kompasianer Jogja (Kjog), pembongkaran air mancur atau bunderan Air Mancur demikian orang dahulu menyebutnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline