Lihat ke Halaman Asli

kkn unugiri 34

Mahasiswa Unuversitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Mahasiswa UNUGIRI Edukasi Safety Touch Di Desa Kradenanrejo

Diperbarui: 7 Agustus 2025   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ( Dokumen Pribadi )

Kradenanrejo, Lamongan -- 7 Agustus 2025
Dalam upaya membentengi anak-anak dari bahaya kekerasan seksual sejak dini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro melaksanakan sosialisasi edukatif bertema "Safety Touch" di SDN Kradenanrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, pada Rabu pagi.

Sosialisasi ini menyasar siswa kelas 4 hingga kelas 6 sebagai kelompok usia paling rentan namun paling tepat untuk menerima pendidikan perlindungan diri secara dini. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak mengenali perbedaan antara sentuhan aman (safe touch) dan sentuhan tidak aman (unsafe touch), serta cara merespons jika menghadapi situasi yang mencurigakan atau membuat mereka tidak nyaman.

Melalui pendekatan yang ramah anak, mahasiswa menyampaikan materi dengan metode storytelling, kuis interaktif, dan pemutaran video edukatif sederhana. Anak-anak diberikan pemahaman bahwa mereka memiliki hak atas tubuh mereka sendiri, dan berhak berkata "tidak" terhadap sentuhan yang membuat mereka takut, bingung, atau tidak nyaman---bahkan jika itu dilakukan oleh orang yang mereka kenal.

"Program ini dirancang untuk membekali anak-anak desa dengan pengetahuan dasar tentang batas tubuh dan keberanian untuk melapor,"

Dalam sesi akhir, siswa juga diajarkan aturan "3 langkah reaksi": berkata tidak, menjauh dari pelaku, dan segera melapor kepada orang dewasa yang dipercaya. Mereka juga dikenalkan istilah "area pribadi" dan diajarkan untuk tidak menyentuh atau membiarkan disentuh di area yang ditutupi pakaian dalam.

Sumber (Dokumen Pribadi)

Pihak sekolah menyambut antusias kegiatan ini. Guru kelas 6, mengatakan bahwa selama ini pendidikan tentang perlindungan anak sering kali dianggap tabu. "Anak-anak desa harus mendapatkan hak yang sama dalam perlindungan dari kekerasan. Edukasi seperti ini sangat membantu kami sebagai pendidik," tambahnya.

Salah satu siswa mengaku kini lebih berani untuk bertanya dan melapor jika merasa ada yang tidak beres. Reaksi positif ini menunjukkan pentingnya keberlanjutan kegiatan serupa sebagai bagian dari kurikulum informal sekolah dasar, khususnya di daerah perdesaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline