Lihat ke Halaman Asli

Oryza Sativa Marzuki

Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember

KKN UMD 2022: Kelompok 274 UNEJ Lakukan Branding Kemasan UMKM Kacang dan Talas di Desa Sumber Pandan, Bondowoso

Diperbarui: 4 September 2022   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pembuatan kacang (Sumber: PDD KKN 274)

Bondowoso -- Desa Sumber Pandan memiliki banyak potensi yang bisa digali untuk mendukung kesejahteraan hidup masyarakat. Potensi yang ada di Desa Sumber Pandan di antaranya adalah lahan pertanian yang luas, sumber daya manusia yang masih muda terhitung banyak, serta salah satunya yaitu beberapa UMKM yang sudah memiliki 'pasar'.

Namun, di antaranya banyaknya potensi yang ada, seperti desa-desa lainnya, Desa Sumber Pandan memiliki masalah yang harus dipecahkan. Salah satunya seperti pemuda-pemuda desa yang belum memiliki wadah untuk ikut membantu menyuarakan pikirannya dalam membangun desa. Selain itu, yang akan difokuskan disini, beberapa UMKM yang ada masih kesulitan dalam beberapa hal khususnya branding.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha atau bisnis yang dilakukan individu, kelompok, badan usaha kecil maupun rumah tangga, dan bukan sebuah perusahaan. Meski demikian, dalam statusnya sebagai negara berkembang, pemerintah menjadikan UMKM sebagai faktor utama sektor perekonomian masyarakat.

Hal ini dilakukan untuk mendorong kemandirian masyarakat untuk berkembang pada sektor ekonomi. Salah satu strategi penting dalam pengelolaan UMKM adalah branding, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pembuatan kemasan lebih menarik untuk UMKM makanan.

Wawancara dan diskusi bersama pelaku usaha kacang bawang dan talas (Sumber: PDD KKN 274)

UMKM di Desa Sumber Pandan yang aktif dan sudah memiliki pasar, salah satunya yaitu usaha camilan kacang bawang dan stik talas. Tim KKN 274 telah wawancara bersama pelaku usaha, Bapak Wawan Tri Handoko, beliau mengatakan bahwa usahanya telah dilakukan sejak lama bersama sang istri dan Ibu. Beliau juga berharap usahanya dapat berkembang dan bisa dipasarkan hingga ke toko atau minimarket.

"Sejak 2014 sudah mulai merintis usaha ini bersama istri dan Ibu. Alhamdulillah masih berlanjut hingga sekarang tapi pemasaran masih sekitar warung saja. Berharap bisa tembus sampai ke toko atau minimarket suatu saat," ungkap Bapak Wawan Tri Handoko. 

Dari hasil pengamatan dan wawancara, kemasan camilan kacang bawang masih menggunakan plastik kecil (10 gram) yang direkatkan dengan lilin. Produksi talas juga terkendala karena pasar lebih banyak meminta untuk produksi kacang bawang. Selain itu, pemasaran juga belum bisa sampai toko atau minimarket karena branding (khususnya kemasan) belum maksimal dan belum memiliki persyaratan izin edar.

Branding kemasan kacang bawang (Sumber: PDD KKN 274)

Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam waktu 35 hari pengabdian yang terhitung singkat, tim KKN 274 melakukan branding kemasan produk sehingga diharapkan produk mendapatkan pemasaran lebih luas dan lebih menarik konsumen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline