Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Kang Yoto dari Bojonegoro

Diperbarui: 17 Juni 2016   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pertengahan November, sepulang dari menghadiri Muktamar NU dan ke beberapa tempat. Dengan mengendarai sendiri, saya menempuh perjalanan membelah pulau Jawa. Dalam perjalanan pulang, saya mampir di Bojonegoro untuk beristirahat serta mengisi baterai hape. Entah angin apa yang membawa saya menginjak rem dan berhenti disana. Namun sepanjang perjalanan sebelum mencapai tempat berhenti, saya merasakan Bojonegoro jauh berbeda dari 9 tahun sebelumnya dimana saya sering bolak-balik ke Malang. 

Kondisi jalanan halus dan nyaman karena ditunjang oleh lampu-lampu jalanan yang bersinar terang meskipun itu ada di daerah hutan. Ketika berhenti di sebuah warung kopi yang nampaknya hidup selama 24 jam, saya iseng merekam dalam memori pikiran beberapa kondisi di pinggiran warung tersebut yang terlihat sangat bersih. Pohon-pohon asri berdiri di kanan kiri jalan, dan jalanan yang juga bersih. Selepas itu saya tancap gas menuju Bekasi. 

Ternyata, kekaguman sekilas atas kondisi Bojonegoro tersebut memang disebabkan oleh faktor perubahan yang banyak terjadi di kota minyak itu. Perubahan tersebut berasal dari kepemimpinan Bupatinya yang sukses menyulap kota banjir ini menjadi kota tanpa banjir. Tanpa sengaja pula saya bersentuhan dengan orang-orang yang ada di sekitar Bupati Bojonegoro tersebut, dan beliau adalah Suyoto biasa dipanggil Kang Yoto. 

Ini menarik. Sehingga memaksa saya untuk berselancar di internet mencari berita-berita tentang keberhasilan dan kesuksesan beliau. Salah satunya yang menarik perhatian saya sebagai wirausahawan yaitu keberhasilannya membuat pertumbuhan ekonomi Bojonegoro melejit tinggi. Bisa dilihat disini http://nasional.harianterbit.com/nasional/2016/05/11/61560/25/25/Kang-Yoto-Bawa-Pertumbuhan-Ekonomi-Bojonegoro-Kalahkan-Tiongkok.

Menurut orang dekatnya, Kang Yoto juga berhasil menjadikan manajemen keuangan Pemda Bojonegoro sangat transparan sehingga diapresiasi sebagai satu-satunya pemda di Indonesia yang setara dengan 15 Pemda (sementara ini baru ada 15 saja termasuk Bojonegoro) dari berbagai negara dunia yang layak dapat status Open Government. Dan kelompok Pemda yang sudah mencapai transparan paling top itu membentuk organisasi bernama Open Government Partnership, dimana Kang Yoto adalah satu-satunya yg mewakili Indonesia.

Beliau juga mendapat 100 lebih penghargaan, pujian dan apresiasi dari berbagai lembaga dalam dan luar negeri serta lembaga internasional, bahkan dari PBB serta dari universitas teknik paling banyak pemenang Nobelnya di Amerika yaitu MIT dimana Pemda Bojonegoro menjadi model/tauladan karena keberhasilannya yang menonjol di semua aspek pembangunan daerahnya. Daerah yg dipimpin Kang Yoto juga dapat predikat paling Ramah HAM, dari yg sebelumnya sangat rawan konflik. Pertumbuhan ekonominya 19% per tahun, Index Genie (ketimpangannya) turun dari 0,5 jadi 0,29, seluruh penduduknya punya pekerjaan tetap kecuali hanya tinggal 140 orang saja, beliau juga mampu mengatasi dan mengelola banjir saat musim penghujan dimana selama ratusan tahun sebelumnya jauh lebih parah daripada Jakarta dan sangat tandus kerontang saat kemarau.

Sebuah pencapaian yang tidak mudah. Pencapaian yang hanya bisa diraih oleh orang berkarakter hebat. 

Sekarang saya baru "ngeh" bahwa Kang Yoto inilah yang belakang sering muncul dalam forum-forum sebagai salah satu bakal calon gubernur DKI. Dan karena itu pulalah maka masyarakat DKI Jakarta patut bersyukur, karena semakin banyak pilihan yang bagus maka kompetisi makin baik. Seperti kita tahu, sampai saat ini Gubernur Incumbent merupakan salah satu calon yang akan maju kembali sebagai Gubernur. Dan kita tahu serta sudah merasakan hasil kinerjanya dalam mengelola Jakarta. 

Hasil kerja Gubernur Ahok sangat nyata dirasakan banyak masyarakat, dari mulai penanganan banjir, reformasi birokrasi hingga perlawanan terhadap mafia di sekitarnya. Begitu juga dengan Kang Yoto yang sudah diakui oleh dunia internasional serta masyarakat Bojonegoro. Bila keduanya hadir dalam kontestasi Gubernur DKI Jakarta, maka masyarakat Jakarta yang akan diuntungkan. Karena tujuan memilih pemimpin sebenarnya memang demi kemaslahatan masyarakatnya. 

Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline