Lihat ke Halaman Asli

Home Sweet Home

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kau mendongak sejenak seiring terhentinya langkah di depan bangunan puluhan lantai itu. Di mana langit biru kelabu memayungimu. Arak2an kapas pucat bertautan, bersorak sorai (seolah) untukmu. Tak lama, kuda besi itu tiba. Seseorang berbalut seragam hitam(sehitam kuda itu) bukakan pintu untukmu, tnp komando. Udara sejuk pun menyergapmu. Selimutimu dri ramai yg mengancam di luar sana. Walaupun, tdk utk 'mereka'(mungkin karena tlah terbiasa). Dri jendela yg kau turunkan kacanya, saat si merah menyala. Terhamparlah di situ: tubuh2 terbungkus gombal, kumal, besar dan kecil dgn 'senjata'nya msing2. Ada alunan nada2 yg tak prnah seragam lg sumbang di sana. Sprti hndak pecahkan telingamu. "Bahaya!" katamu. Hny dgn satu jari, dan kaca pun kau naikkan kembali. Menutup, gelap sprti sblmnya. "Lekas!" katamu ke arah depan. "Sudah hijau sekarang. Bw aku pergi dr pemandangan terkutuk ini!" dan kuda besi itu pun melesat tnpa ragu, Nuju istalnya yg mewah tnp cela. Tdk sprti tmpt 'mereka'. Krna kau bukanlah 'mereka'.(November 19th 2009 at 11:17)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline