Lihat ke Halaman Asli

Mas

yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal

41 Tahun Tragedi Tampomas II Sisakan Tanda Tanya

Diperbarui: 27 Januari 2022   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. KOMPAS/Fahmy Myala

Hari ini, Kapal penumpang Indonesia Tamponas II bertolak pada Sabtu, 24 Januari 1981, pukul 19.00 WIB. Kapal berisi muatan penuh orang dan barang ini seharusnya berangkat 23 Januari 1981. Karena ada kerusakan mesin, pemberangkatannya harus molor sehari. 

Di atas kapal terdapat 191 mobil, 200 sepeda motor, dan diperkirakan 1.442 orang. Dari jumlah itu, yang tercatat secara resmi sebanyak 1.054 orang. Sisanya adalah penumpang gelap. 

Ombak Januari memang sangat besar dibandingkan di bulan-bulan lain, ombak setinggi 7-10 meter dengan kecepatan angin 15 knot sangat wajar terjadi di bulan itu. 

Di dalam kapal sendiri direncanakan sebuah acara show dengan penyanyi Ida Farida dari band kapal. Namun berbagai tanda firasat, dibawakannya lagu "Salam Perpisahan" oleh seorang yang bernama Ferry, yang kemudian tidak diketahui keberadaannya. 

Setelah sehari semalam melintasi lautan, 25 Januari pagi, keadaan berlangsung seperti biasa. Namun malam harinya pukul 20.00 WITA, ketika berada di dekat Kepulauan Masalembo, sebelah utara Pulau Kangean, Jawa Timur, kapal mulai menunjukkan hal yang tak biasa. 

Dimulai dari kemunculan asap pada bagian mesin kapal dan rusak karena kebocoran bahan bakar. Api mulai menyambar dan kru mesin mati-matian memadamkannya dengan alat pemadam portabel. Api lalu menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka.

Dalam kondisi badai laut yang hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan puntung rokok yang berasal dari ventilasi menyebabkan percikan api. Para kru melihat hal tersebut dan mencoba memadamkannya menggunakan tabung pemadam portabel, namun gagal.

Hal itu menyebabkan pemadaman listrik selama dua jam, usaha pemadaman menemui jalan buntu saat air untuk memadamkan api tak bisa disemprotkan karena generator mati. 

Api tentu saja semakin berkobar ke luar ruang mesin, bahkan sampai ke ruang tempat disimpannya mobil dan sepeda motor yang berbahan bakar, menyebabkan api menyebar dan membakar semua dek dengan cepat. 

Tiga puluh menit setelah kebakaran terjadi, para penumpang diperintahkan untuk naik ke dek atas dan naik ke sekoci. Namun proses evakuasi berjalan lambat karena hanya ada satu pintu menuju dek atas. 

Begitu mereka sampai di dek atas,  para ABK dan mualim kapal tidak ada yang memberitahu arah dan lokasi sekoci. Sementara para penumpang adalah orang-orang awam yang tidak mengetahui bagaimana sistem keselamatan kapal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline