Lihat ke Halaman Asli

Api Tiga Hati

Diperbarui: 19 September 2025   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi by kam/ai

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di sebuah lembah yang dikelilingi perbukitan tandus, hiduplah tiga prajurit terbaik dari kerajaan. Ada Brama, sang komandan dengan semangat membara. Ada Tri, pemuda yang selalu membawa tombak bermata tiga. Dan yang terakhir adalah Agni, seorang ahli strategi yang memancarkan aura panas layaknya api (pawaka).

Mereka ditugaskan untuk mengusir kawanan perampok yang sering mengganggu para petani. Namun, perampok itu bukan sembarangan. Mereka dipimpin oleh seorang petarung yang begitu kuat hingga tak pernah ada yang mampu mengalahkannya.

"Kita akan menyerang dari tiga arah," usul Agni. "Brama, kau serang dari depan sebagai pengalih. Aku akan menyerang dari samping untuk memecah formasi. Dan Tri, kau serang dari belakang."

Brama setuju. Dengan semangat yang berkobar layaknya dahana (api), ia memimpin serangan. Tembakan panah dan lemparan tombak mulai bertebaran. Brama maju dengan berani, pedangnya memantulkan cahaya murub (menyala) di bawah sinar matahari.

Para perampok terfokus pada serangan Brama. Inilah kesempatan Tri dan Agni. Mereka bergerak cepat, menyelinap di balik pepohonan. Tri melempar tombak tiga mata miliknya dengan presisi, membuat para perampok kalang kabut. Sementara Agni menyulut obor, menciptakan kobaran api yang membuat area pertempuran semakin mencekam.

Pemimpin perampok, yang tak pernah gentar, kini merasakan panas dari serangan gabungan ini. Ia melihat api berkobar di sekitarnya (rananggana), lalu melihat bayangan tiga prajurit yang bergerak lincah seperti bayangan di tengah pertarungan.

Ketika pemimpin perampok lengah, ketiga prajurit itu berkumpul, berdiri dengan formasi segitiga yang kokoh. Brama menyerang dengan pukulan, Agni dengan taktik, dan Tri dengan tombaknya. Ketiganya bersinergi, bagaikan satu tubuh yang digerakkan oleh satu pikiran.

"Kalian tidak bisa mengalahkanku!" seru pemimpin perampok.

"Mungkin satu dari kami tidak bisa," jawab Brama. "Tapi tiga hati yang menyala bersama, bagai satu kobaran api, tidak akan terkalahkan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline