Lihat ke Halaman Asli

Siti Khadijah

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Apakah Pendidikan Islam Melarang Penggunaan Musik atau Nyanyian Sebagai Media Pembelajaran?

Diperbarui: 7 Desember 2022   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan pengamatan saya khususnya di lingkungan sekitar tempat tinggal saya, untuk pendidikan di tingkat awal seperti TPA biasanya dalam pembelajarannya guru menggunakan metode yang memudahkan para siswanya untuk memahami dan menghafalkan materi, yaitu salah satunya dengan nyanyian atau iringan suara.

Sebagai contoh untuk mengajarkan anak murid berwudhu, maka cara mudahnya ialah dengan menyanyikan langkah-langkah berwudhu sebagai berikut:

Baca bismillah, sambil cuci tangan.. prok2. Kumur-kumur, basuh hidung, basuh muka, prok2x.

Tangan sampai kesiku, kepala dan telinga, terakhir cuci kaki, lalu doa, doa..

Dengan begitu, anak-anak akan merekam nada dan apa yang mereka nyanyikan, lalu memahami dan mulai mempraktikkannya sebelum mereka memulai rangkaian wudhu.

Contoh lain untuk mengingat nama-nama bulan hijriah atau nama-nama anak nabi, para guru akan memberikan nada atau nyanyian khusus yang memudahkan muridnya dalam menghafal. 

Tak hanya itu, untuk memahami makhorijul huruf yang cakupannya cukup luas, maka guru di TPA biasanya mensiasatinya dengan nada yang mudah diingat. 

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa metode bernyanyi dalam pembelajaran tidaklah dilarang. Tanda kutip diperbolehkan, asalkan isi liriknya tidak melanggar atau menyimpang dari ajaran Islam.

Lalu, pertanyaan selanjutnya. Apakah pendidikan Islam memperbolehkan penggunaan musik?

Menurut pendapat sebagian ulama, musik hukumnya haram bagi umat Islam jika konteks atau isinya malah menjauhkan kita dari mengingat Allah SWT dan juga Rasul-Nya. Tetapi, untuk seni suara diperbolehkan. Contohnya saat kita membaca Al-Qur'an dianjurkan untuk membacanya dengan tartil dan tilawah, artinya setiap huruf haruslah dibaca dengan kaidah tajwid yang jelas, serta dianjurkan membacanya dengan suara yang bagus dan merdu.

Nah, selain kita mengetahui bahwasanya seni suara diperbolehkan. Kita juga belajar tentang adab yang baik. Karena sebagaimana kitab suci dan pedoman hidup umat Islam, maka sudah sewajarnya dibaca dengan aturan tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline