Lihat ke Halaman Asli

Murni KemalaDewi

Lazy Writer

Pemberontakan Cinderella

Diperbarui: 23 Mei 2019   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

DURI LANDAK X

Erick berdiri di depan meja belajar Ivan sambil mengamati sepatu Aya. Ia meneliti sepatu itu dengan seksama. Lagaknya bak detektif yang sedang mencari clue. Sementara Ivan hanya tersenyum melihat ulah Erick sambil tetap asyik mengamati map yang tadi pagi diberikan Harun.

"Jadi gadis itu hanya meninggalkan sepatu ini sebagai barang bukti. Mmm... sangat misterius. Benar-benar sebuah misteri"

Ivan geleng-gelang kepala mendengar perkataan Erick.

"Gadis itu seperti Cinderella. Namun dalam versi lebih modern" kata Erick. Erick lalu menatap Ivan, "Apakah menurutmu gadis itu melarikan diri karena kereta kencananya sudah berubah menjadi labu?" tanyanya.

Ivan tertawa kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari map,

"Setahuku dalam dongeng Cinderella, kereta kencana akan berubah menjadi labu pada jam 12 malam." Ivan menatap Erick, "Sedangkan gadis itu sudah menghilang jam 9.15 malam "

Erick mengangkat kedua bahunya tak acuh,

"Yah mungkin saja kan gadis itu menggunakan labu dengan kualitas kelas 3. Padahal untuk bisa mencapai jam 12 malam dan agar sihir bisa bekerja dengan sempurna, setidaknya gadis itu harus menggunakan labu dengan kualitas ekspor"

"Kau ada-ada saja" tawa Ivan.

Ivan masih mengamati map di tangannya. Sementara Erick masih asyik mengamati sepatu itu. Tiba-tiba ia meraih sepatu itu dan membantingnya ke lantai. Ivan spontan mengangkat kepala dan menatap Erick heran,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline