Lihat ke Halaman Asli

Umi Salamah

Rafaeyza n Syafiqa Mom

Mengatasi Kecanduan Anak pada Game dan Video Porno

Diperbarui: 9 Juli 2017   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai penangan porno adict pada anak-anak, fisrt stepnya kita akan membahas mengenai peran orangtua dalam pendidikan anak-anak dirumah, sebagai madrasah pertama.

Elly Risman, Psi dan Diah Karim, M.Psi pengasuh Yayasan Kita & buah hati banyak sekali menemukan Kasus pada masalah ini bahwa orangtualah yang menjadi pemicu awal. Bukan maksudnya menghakimi tanpa melihat pengaruh lainnya. Tetapi pada "rumahlah" segala sesuwatunya bermula.

Tidak banyak orang tua yang sadar akan peran mereka. dengan kata lain mereka sejatinya belum siap menjadi orang tua. Menjadi orang tua its means mengetahui tahapan perkembangan anak, karakter dan kepribadian yang harus dibangun, bagaimana cara otak bekerja dengan stimulus dan rangsangan-rangsangan dari luar untuk memaksimalkan tingkat perkembangan usia emas mereka dan yang LEBIH PARAH dari itu semua adalah kesalahan orang tua dalam membangun komunikasi terhadap anak-anak mereka.

KOMUNIKASI yang kurang tepat antara orang tua dan anak berdampak sangat negatif bagi perkembangan mereka dimasa depan. Bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, memilih fakultas yang menunjang karir mereka, memilih pekerjaan yang cocok sesuai dengan hati mereka dan sampai bagaimana mereka memilih pasangan hidupnya.

Lebih seringnya kita tidak melihat siapakah lawan bicara kita? Mereka hanya anak-anak yang lebih sering merepotkan dan meminta bagian atas apa-apa yang mereka kerjakan.

"Mereka hanya anak-anak" bukan maksudnya untuk membuat mereka terhakimi atas apa -- apa saja yang tidak kita sepahami darinya. tetapi lebih kepada "lihatlah.. mereka hanya anak-anak yang belum banyak tau, belum memiliki banyak pengalaman agar mereka mampu menjaga diri mereka dengan baik"

Kecenderungan orang tua melakukan KEKELIRUAN dalam berkomunikasi, berikut konsep komunikasi yang salah antara orang tua kepada anaknya;

  • Berbicara tergesa-gesa
  • Tidak kenal diri sendiri
  • LUPA setiap individu adalah unik
  • Kebutuhan dan kemauan yang BERBEDA
  • Tidak baca bahasa tubuh anak
  • Tidak mengerti perasaan anak
  • Kurang mendengar aktiv
  • Berbicara dengan dengan 12 gaya populer
  • Memerintah
  • Menyalahkan
  • Meremehkan
  • Membandingkan
  • Mencap/labeling
  • Mengancam
  • Menasehati
  • Membohongi
  • Mengejek
  • Mengkritik
  • Menyindir
  • Menganalisa atau menghakimi

Akibat dari ketidak mampuan orangtua dalam berkomunikasi yang positif kepada anak berdampak sangat negatif bagi perkembangan kepribadian anak tersebut. Seorang anak yang mengalami ketidak puasan dalam berkomunikasi dengan orang tuanya cenderung akan menjadi anak yang;

  • Memiliki konsep diri yang lemah
  • Pasif dan anti sosial
  • Cenderung melawan dan menentang
  • Tidak peduli
  • Sulit diajak kerjasama
  • Menularkan emosi negatif
  • Tidak terbiasa berfikir
  • Kesulitan dalam mengambil keputusan atau memilih sesuwatu
  • Iri terhadap orang lain

Parenting is it all about wiring, parenting adalah semua hal tentang pengasuhan. Perlakuan orang tua kepada anaknya adalah cerminan bagaimana orang tua dulu dibesarkan "Innar child". Orang tua akan sama persis berperilaku kepada anak-anak mereka. saat seorang orang tua membentak anak-anaknya, maka begitulah ia dulu dibesarkan dengan bentakan-bentakan.

PENTING SEKALI kepada orangtua yang pernah mengalami "luka masa kecil" untuk menyelesaikanya, sebelum anak-anak mereka menjadi korban atas hal-hal yang belum terselesaikan. Dan berdamailah.. memaafkan.. mendoakan.. dan yakinkan dalam diri untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. So, first step selesai. orang tua telah mengerti seberapa besar peran mereka terhadap karakter anak-anak maka selanjutnya mereka akan mampu mengambil peran lebih banyak untuk kehidupan anak-anak mereka.

ANAK-ANAK SASARAN PORNOGRAFI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline