Lihat ke Halaman Asli

Ratno

Guru Indonesia

Numpang Tampang

Diperbarui: 8 Juni 2020   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ceritamu hanya mampu menambah referensi pikiranku saja
Tak ubahnya seperti cerita tutur mitos yang tak ada ujung pangkalnya
Semua harapanku tergadaikan di sela-sela alunan gamelan jaranan yang tak henti-hentinya menghiasi pendengaran yang semakin berkurang peka
Sampai ketiak ini terabaikan, tak lagi berbau deodoran warna hijau muda

Jargonmu terlampau latah, menyakiti akasia dengan tancapan paku yang runcing
Setiap lirikkan mata pejalan membuatnya berkaca-kaca pedih
Tampangmu menghadirkan interpretasi beragam yang menandakan kamu bukan milik semua golongan
Mestinya kamu tahu posisimu sekarang
Walaupun ini jamannya pasang-pasang tampang

Aku masih ingat tempo dulu, tak ada yang berani pasang badan
Ayo bayar pajak, pajak untuk pembangunan
Yang ada hanyalah tampang logo-logo pemerintahan

Beda dengan sekarang ya?
Tampang RT, RW, kades, bupati, gubernur sampai presiden
Yang lain juga ikut-ikutan

Memang jamanya jaman numpang tampang
Yang hadir tampang-tampang personal
Bukan tampang institusi
Yang mewakili kaum penguasa

Kota Bayu, 8 Juni 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline