Mohon tunggu...
Ratno
Ratno Mohon Tunggu... Guru - Guru Indonesia

Kauman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Numpang Tampang

8 Juni 2020   16:22 Diperbarui: 8 Juni 2020   16:24 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ceritamu hanya mampu menambah referensi pikiranku saja
Tak ubahnya seperti cerita tutur mitos yang tak ada ujung pangkalnya
Semua harapanku tergadaikan di sela-sela alunan gamelan jaranan yang tak henti-hentinya menghiasi pendengaran yang semakin berkurang peka
Sampai ketiak ini terabaikan, tak lagi berbau deodoran warna hijau muda

Jargonmu terlampau latah, menyakiti akasia dengan tancapan paku yang runcing
Setiap lirikkan mata pejalan membuatnya berkaca-kaca pedih
Tampangmu menghadirkan interpretasi beragam yang menandakan kamu bukan milik semua golongan
Mestinya kamu tahu posisimu sekarang
Walaupun ini jamannya pasang-pasang tampang

Aku masih ingat tempo dulu, tak ada yang berani pasang badan
Ayo bayar pajak, pajak untuk pembangunan
Yang ada hanyalah tampang logo-logo pemerintahan

Beda dengan sekarang ya?
Tampang RT, RW, kades, bupati, gubernur sampai presiden
Yang lain juga ikut-ikutan

Memang jamanya jaman numpang tampang
Yang hadir tampang-tampang personal
Bukan tampang institusi
Yang mewakili kaum penguasa

Kota Bayu, 8 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun