Lihat ke Halaman Asli

Kato Konstantino

Duc in Altum

Rumah Tuhan Bagi UmatNya

Diperbarui: 9 Maret 2021   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Tulisan ini sekedar mau mengajak umat untuk datang dan berdoa di Rumah Tuhan milik mereka.

Zaman semakin maju. Manusia pun ikut bergerak maju dalam mengarungi kehidupannya. Banyak hal yang membuat manusia terlarut dalam keterpurukan kehidupannya sebagai manusia. Hal tersebut adalah kehidupan yang berkaitan dengan iman umat.

Dalam masa ini, manusia seringkali lupa dengan membaharui imannya. Padahal dengan iman yang semakin dibaharui kehidupan manusia pun akan semakin berakar dan kuat. Hal inilah yang sering dilupakan oleh manusia karena manusia terlarut dalam perubahan yang ditawarkan dunia yang hanya terlihat semu.

Akhir-akhir ini, Rumah Tuhan sering ditinggal kosong oleh pemiliknya. Padahal Rumah Tuhan ini dibangun atas kerja keras pemiliknya sendiri. Jelas bahwa ketika pemiliknya tidak pernah datang dan tinggal sebentar, rumah ini pun akan menjadi kosong tak bertuan. Sebenarnya bukan karena Pandemi Covid 19 yang membuat rumah ini ditinggal dalam keadaan kosong. Tetapi kesadaran pemiliknya untuk datang menghadiri setiap perayaan keselamatan jiwa raganya yang membuat rumah ini kosong.

Sekilas mengisahkan. Rumah ini dibangun dengan kerja keras pemiliknya. Mulai dari pembukaan lahan, menyediakan material dan sampai selesainya membangun rumah ini dikerjakan oleh semua umat yang menjadi pemiliknya. Sayangnya, kebersamaan itu tidak berlangsung secara berkelanjutan.

Umat hanya berhasil sampai pada dibangunnya rumah ini. Sedangkan kegiatan selanjutnya yang berkaitan dengan pembinaan iman dan keselamatan jiwa tidak sungguh-sungguh dijalankan dengan baik oleh umat pemiliknya. 

Apa yang terjadi sekarang, umat semakin malas untuk datang bertamu di rumah ini. Setiap hari Minggu lonceng dari rumah ini dibunyikan untuk mengundang pemiliknya datang berdoa dan merayakan misa bersama. 

Namun karena kesadaran pemiliknya yang semakin hari semakin berkurang maka hanya segelintir orang saja yang dengan sadar datang berdoa dan merayakan misa.

Fenomena semacam ini sangatlah disayangkan. Apalah gunanya bekerja keras membangun kalau tidak dimanfaatkan dengan kesadaran yang tinggi dari pemiliknya.

Rumahnya saja semakin jauh dari pemiliknya apalagi Tuhan yang mereka yakini dan mereka sembah tentu akan semakin jauh pula.

Kesadaran pemilik rumah ini untuk menyembah Tuhan yang telah memberikan berkat untuk mereka dalam setiap derap langkah hidup mereka semakin jauh dari yang diharapkan sejak rumah ini dibangun. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline