Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Janji Itu Memang Cuma Manis di Bibir

Diperbarui: 15 Februari 2020   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Canva /katedrarajawen


Demikian dikatakan : Mudah berjanji, mudah pula melupakan. Begitu mudah melalaikan. Inilah penyakit manusia sejak dahulu kala sampai kini. 

Seorang teman menjanjikan sesuatu buat saya. Dengan yakin ia mengatakan, besok akan membawanya. Hati berbunga-bunga. Tentu berharap. 

Keesokannya bertemu. Tidak ada omongan apa-apa. Saya juga tidak tergoda untuk menagih. Berpikir, mungkin lupa atau belum sempat. 

Sehari lewat. Dua, tiga hari harapan tetap masih kosong. Ya, ini pasti lupa. Mau menanyakan langsung, tidak enak rasanya. 

Lalu saya kasih kode. Harapan saya pasti ingatannya akan terkoneksi  dengan janjinya. Kebetulan ia habis pergi. 

"Katanya mau kasih oleh-oleh?!" demikian bahasa sandinya. 

Spontan ia menjawab dan balik bertanya,"Siapa yang mau kasih oleh-oleh?" 

Rupanya koneksi ingatan masih mengalami kendala. Ya sudahlah. Saya juga tak mau memermasalahkan. 

Cuma berpikir dan tanda tanya. Kenapa baru janji sedekian cepat lupa? Apa waktu menjanjikan tidak melalui pikiran? Hanya bibir yang berucap?

Begitu diucapkan, langsung tak berbekas diingatkan. Janji itu memang cuma manis di bibir. 

Pikiran lari ke mana-mana. Pantasan pejabat yang banyak janji ini-itu sering  tidak bisa memenuhi. Ini orang biasa satu saja janjinya  bisa lupa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline