Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

PekaT

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hati itu diilustrasikan berbagai macam warnanya. Sebagai pelambang.


Ada warna biru, melambangkan hati itu damai dan tenang. Sebab itu ada syair lagu yang berbunyi: birunya hatiku.


Ada lagi yang mengatakan, hati itu putih seputih kapas. Seputih salju. Seputih melati. Putih bersih sebagai lambang kesucian. Mewakili kebaikan.


Yang paling banyak ditemukan, hati berwarna pink. Merah muda. Itu melambangkan bahwa hati adalah penuh cinta.


Aku duduk membayangkan di bawa pohon cherry di kala senja. Macam apakah warna hatiku.


Berwarna biru yang penuh damaikah? Tak kutemukan!


Apakah seputih melati berisi kebaikan nan suci? Kurasa-rasa, tak ada juga!


Kuteleti, mungkinkah berwarna pink karena penuh cinta? Kurenungkan, sepertinya jauh dari cinta.


Aku tercekat. Sebab yang kutemukan, kini warna hatiku adalah PEKAT. Keruh tak jelas warnanya.


Tak ada damai, kebaikan, dan cinta kasih lagi. Bukan sekadar abu-abu. Tapi sudah PEKAT.


Itulah sebabnya hidupku berubah jadi bejat. Tak tahu adat dan moralitas. Hati kalut dan awut-awutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline