Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Saya Mengecam Anda Semua (yang Arogan)

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapapun Anda, termasuk diriku sendiri, saya mengecam Anda apabila Anda termasuk orang yang arogan selama ini dan esok hari. Tolong hentikan kearogan Anda saat ini juga!

* + * + *

Hanya diawali sebuah peristiwa kecil, membuat saya begitu muak pada kearogan yang diperlihatkan dan saya temukan selama ini.

Saat melintas dijalanan yang tergenang air karena curah hujan yang deras, saya memperlambat laju motor yang saya kendarai. Takut cipratan airnya mengenai orang lain dan tentunya pada diri sendiri.

Tetapi seorang pengendara dari belakang denga melayu cukup kencang sambil mengangkat kakinya keatas. Itu tandanya ia sendiri takut terkena cipratan air. Namun herannya ia tidak berpikir para pengendara disampingnya sebenarnya juga tidak ingin terciprat.

Saya tidak sempat marah_mungkin sudah biasa mengalami_ cuma saya sempat memberikan klakson sebagai tanda protes. Tapi dengan cueknya si pengendara ini melaju tanpa ada tanda apa-apa darinya.
Dalam hati saya berbisik, ini dia tanda-tanda orang arogan.

Sungguh saya mengecam orang-orang yang arogan, siapapun Anda! Teman atau bukan teman. Saudara atau bukan saudara. Orang miskin atau orang kaya. Pejabat sipil atau pejabat negara.
Orangtua orang lain maupun orangtua sendiri.
Bahkan diri saya sendiri, bila tertangkap basah berlaku arogan.

Arogan adalah didalamnya terkandung sifat tidak peduli, sombong, mau menang sendiri, memaksakan kehendak, dan mau enaknya sendiri.

Bila Anda dijalanan atau jadi orang susah saja sudah arogan. Bagaimana di rumah dan bila sudah kaya?
Bila Anda kaya dan jadi pejabat rendahan saja sudah berlaku arogan.
Bagaimana bila sudah berkuasa dan punya jabatan diatasnya?

Tak heran di negeri yang terkenal ramah tamah dulunya, kini dipenuhi orang-orang yang arogan.
Orangtua arogan, anak tak mau kalah.
Guru arogan, muridpun ikut-ikutan.
Boss arogan, anak buah setali tiga uang.
Para pemuka agama arogan, menghina agama lain, pengikutnya jadi terpancing.
Pemimpin arogan, rakyat berlomba-lomba meniru.

Jadi, pada saat ini, khususnya dijalanan, dan di tempat lain umumnya, hentikan kearogan Anda. Karena Anda tidak pantas untuk menjadi arogan. Sebab pada saatnya kearogan itu akan memakan korban, dan itu adalah Anda sendiri!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline