Lihat ke Halaman Asli

Fokus Berkarya Menuju Bangsa Unggul di Dunia

Diperbarui: 14 Agustus 2019   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

metrotb.news.co

Ada yang menarik pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) di Osaka Jepang bagi Indonesia. Menarik dicermati karena laju pertumbuhan ekonomi dan Product Domestic Bruto (PDB)  Indonesia yang tidak sejalan .

Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yaitu sekitar 5% dan merupakan negara ketiga dengan laju pertumbuhan terbesar dari anggota G20. Laju pertumbuhan itu berkenaan dengan potensi ekonomi. Sedangkan PDB  Indonesia tergolong rendah yaitu ranking ke 16 dari  negara G 20, dengan nominal sebesar US $ 1,07 trilyun. Ini capaian  yang sangat rendah.

Bandingkan dengan Brasil yang mencapai PDB sebesar  US $ 2,13 triliyun atau Malaysia (yang bukan anggota G 20) dimana PDB nya sebesar US$ 9,944 atau Thailand ( juga bukan angggota G 20) yang mencapai US$ 6.593. PDB adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan di suatu negara  dalam kurun waktu satu tahun yang berasal dari seluruh warga dan perusahaan  yang berdomisili di negara tersebut termasuk warga asing.

Ini menunjukkan bahwa produktivitas  Indonesia rendah (dengan tren cenderung stagnan), padahal tingkat konsumsi (kebutuhan) Indonesia relative tinggi karena jumlah penduduk yang sangat tinggi (sekitar 265 juta). Padahal PDB adalah kekuatan ekonomi riil suatu negara pada saat itu. Jika produksi rendah tapi tingkat konsumsi tinggi, bisa dikatakan defisit. Sehingga jika defisit neraca, maka negara itu rentan terhadap banyak hal.

Inilah yang sebenarnya mengkhawatirkan. Indonesia yang besar sesungguhnya hanya punya sedikit ketahanan bangsa dalam hal ekonomi. Karena itu sebagai penduduk kita harus memperkuatnya dengan focus dalam berkarya. Jika bekerja dalam hal pertanian maka bidang pertanianlah yang harus didalami. 

Jika berkecimpung di bidang seni dan budaya, maka lebih baik focus di bidang itu dan menghasilkan karya-karya terbaik. Dengan produktivitas dan mutu yang maksimal maka ketahanan kerluarga kita meningkat, begitu juga kelompok terdekat, komunitas dan akhirnya ketahanan bangsa dan negara juga akan lebih kuat.

Karena itu akan lebih baik jika focus pada pekerjaan dan karya kita dan hindari hal-hal yang bisa menjadi gangguan. Rasa malas, koruptif, radikalisme dan lain sebagainya sebaiknya dihindari untuk menghasilkan mutu karya yang baik dan sempurna. Bukankah itu cita-cita mulia kita ketika meraih kemerdekaan ?

Dengan ketahanan yang maksimal kita akan menjadi bangsa unggul, tak hanya di Asia Tenggara tapi juga di dunia. Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline