Lihat ke Halaman Asli

Karimatunnisa

Mahasiswa

Implementasi Revolusi Industri 4.0 dalam Mengembangkan Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman di Indonesia

Diperbarui: 23 September 2019   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Revolusi Industri 4.0

Industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital (Satya, 2018). Sebelum adanya revolusi industri keempat (Industri 4.0) ada 3 revolusi terdahulu yang menjadi awal perkembangan terjadinya Industri 4.0.

Revolusi pertama terjadi pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia., revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal, penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga (Drath dan Horch, 2014).

Terdapat lima teknologi utama RI 4.0, yaitu artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Wearable Technology (WT), Advanced Robotic (AR) dan 3D Printing (3DP) (Suharman dan Hari, 2019).

Secara sederhana, menurut pemahaman saya Industri 4.0 merupakan revolusi yang banyak menerapkan konektivitas dan digitalisasinya sehingga mampu meningkatkan efisiensi kerja.

Namun, dalam mengimplementasikan Industri 4.0 di Indonesia akan banyak menghadapi tantangan besar dalam banyak aspek yaitu sosial, politik, ekonomi, pengetahuan dan teknologi.

Smartphone merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh RI 4.0 dnan mempunyai banyak kelebihan dan manfaat. Dengan menggunakan fitur video call, kini dapat menghubungi sanak famili dan handai tolan yang jauh. Namun di sisi lain, dampak dari pengunaan dari smartphone, harus dibayar dengan aspek-aspek moralitas yang turun drastis. Ujaran kebencian, hoax, sara, pornoaksi dan pornografi merajalela seakan tak terbendung. Hal-hal privat dan tabu untuk dibicarakan kini menjadi konsumsi public

Peluang dan Tantangan RI 4.0
RI 4.0 merupakan revolusi yang masih baru dan memerlukan waktu yang tidak singkat untuk dapat di implementasikan secara maksimal di Indonesia. RI 4.0 diyakini akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih banyak, misalnya dalam kinerja akan lebih efektif dan efisien.

Selain memberikan manfaat daam meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan, RI 4.0 memiliki banyak tantangan yang melibatkan banyak aspek yaitu sosial, politik, ekonomi, pengetahuan dan teknologi. Menurut (Satya, 2008) dengan adanya RI 4.0 diperkirakan tahun 2030 akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia karena diambil alih oleh robot.

Dalam aspek sosial yang menjadi tantangan adalah masyarakat Indonesia. Sudah tidak menjadi rahasia lagi apalabila terdapat kesenjangan dalam masyarakat Indonesia. Kesenjangan tersebut meliputi banyak hal yaitu fasilitas, pengetahuan dan budaya. Hal tersebut akan menjadi tantangan tersendiri dengan menerapkan RI 4.0 terutama dibidang pertanian.

Prinsip para petani, terutama petani konvensional, mereka selalu percaya dengan pengalaman atau budaya yang dimiliki yang sudah nyata daripada harus merubahnya, terlebih lagi jika tidak ada jaminan. Selain adanya kesenjangan, RI 4.0 akan banyak menghilangkan lapangan kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline