Lihat ke Halaman Asli

teteh_chatay_pasific

kerja di Chatay Pasific aja...

Seri 6 : Raksasa .....

Diperbarui: 16 September 2025   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Onmyoji/dokpri 

Baik, mari kita lanjutkan petualangan Haruka!


Seri 6: Raksasa dari Tulang dan Kelaparan


Di sebuah desa kecil di pinggir Kyoto, warga dilanda teror. Setiap malam, bayangan raksasa setinggi pohon muncul dari ladang padi yang terlantar. Sosok itu adalah Gashadokuro, kerangka raksasa yang terbentuk dari tulang-belulang orang yang mati kelaparan. Ia tidak menyerang, tapi kehadirannya membawa hawa dingin yang menusuk dan rasa putus asa yang dalam, membuat para petani terlalu takut untuk bekerja di ladang. Para Onmyji yang dipanggil tidak bisa mengusirnya; jimat dan mantra mereka seolah hilang ditelan oleh kegelapan yang dipancarkan oleh raksasa itu.
Sebagai jalan terakhir, penduduk memanggil Haruka. Ketika tiba, Haruka tidak merasakan niat jahat. Ia hanya merasakan rasa sakit yang luar biasa, kelaparan yang tak terpuaskan, dan kesedihan yang mendalam. Raksasa itu bukanlah iblis, melainkan perwujudan dari penderitaan kolektif orang-orang yang meninggal karena kelaparan di masa lalu.
Haruka menyadari bahwa raksasa itu tidak perlu dilawan, melainkan diberi ketenangan. Ia meminta para penduduk desa untuk tidak takut dan mengadakan sebuah ritual. Malam harinya, alih-alih pertempuran, para penduduk desa membawa persembahan makanan dan menaruhnya di tengah ladang. Mereka menyalakan lilin dan berdoa, memohon maaf dan mengenang semua yang telah meninggal.
Haruka berdiri di tengah, ia tidak mengeluarkan mantra kekuatan. Ia justru menutup mata dan menggunakan sihirnya untuk mengirimkan pesan spiritual kepada Gashadokuro. "Kami melihat penderitaanmu," bisiknya. "Kami mengingatmu. Kami tidak akan melupakanmu lagi."
Secara perlahan, aura gelap di sekitar raksasa itu mulai memudar. Raksasa Gashadokuro itu menundukkan kepalanya, seolah menerima persembahan dan pengakuan dari mereka. Perlahan-lahan, tubuh tulang belulangnya mulai mencair, bukan dengan ledakan, tetapi menjadi partikel-partikel cahaya yang kembali ke tanah, membawa kesuburan bagi ladang yang pernah tandus.
Sejak saat itu, ladang kembali subur dan desa makmur. Haruka sekali lagi membuktikan bahwa empati dan ingatan lebih kuat daripada sihir apa pun.
Apakah Anda ingin tahu petualangan Haruka berikutnya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline