Lihat ke Halaman Asli

Pesan Singkat dari Dik Raisa

Diperbarui: 9 Agustus 2017   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.raisa6690music.com

SELANG sejam setelah Raisa memutuskan menikah dengan Hamish Daud. Tiba- tiba pesan singkat masuk ke HP saya. Isinya: ''Saya minta maaf Mas, kita sampai di sini saja... saya mau menikah dengan lelaki pilihan orang tua saya''.

Sontak (sambil bayangin wajah dan tatapan mata Dik Raisa yang begitu khas itu), pesan tanpa nama itu membuat saya terperanjat. Tangan saya sedikit gemetar. Penasaran. Siapa yang mengirim pesan secara mendadak ini. Pikiran saya pun melayang tidak karuan. Kesana-kemari. Membayangkan yang tidak-tidak (tapi tetap berpikir positif).

Apalagi, pesan pendek itu hadir disaat Dik Raisa Andriana memutuskan untuk benar-benar menikah dengan Kang Hamish.

Tangan saya pun mulai berkeringat. HP terus saya pegang. Pikiran menduga-duga, berkelana kesana-kemari. Maju-mundur-maju-mundur cantik... cantik... cantik (jangan dilagukan). Apakah pesan ini dari Dik Raisa yang saya kenal selama ini, atau dari siapa? Saya terus menduka.

Setelah hampir lima menit saya merem sambil mebayangkan wajah Dik Raisa, dengan balutan gaun merah mudah saat bersanding Kang Hamish. Sesekali dengan tatapan matanya yang khas (Duh............hemmmm dik...), tangan saya terus gemetar dan berkeringat.

Saya pun akhirnya memberanikan diri untuk membalas pesan yang membuat hatiku gelisah dadakan. ''Mohon maaf dari siapa ya...?''

Pesan yang saya kirim tidak langsung dibalas, mungkin yang ada di seberang sinyal nun jauh sana sedang sibuk. Satu menit, dua menit, tiga menit, empat menit, hingga lima menit lebih, pesan yang saya kirim masih saja belum dibalas. Gelisah. Gundah (saya dipermainkan).

Setelah hampir putus asa menunggu pesan balasan, dan menduga pesan yang saya terima ini dari teman yang usil. Tiba-tiba, setelah jarum jam menyentuh menit ke sepuluh sejak pesan saya kirim. Pesan balasan datang. Om telolet om... (nada dering SMS saya). Capat-cepat saya buka. ''Dari Dik Raisa Mas...?''

Allah Karim... hampir saja HP saya mencelat, karena saya terkentut. Eh, jankrik salah ketik. Terkejut maksudnya. ''Dik Raisa yang hidungnya mancung? Dik Raisa yang membuat semua jomblo di tanah air klepek-klepek patah hati?'' Cusssss............ pesan terkirim secepat Pos Kilat dari Pak Pos yang biasanya janjinya dua hari, tapi terkadang tiga hari baru nyampek.

Sambil menunggu pesan balasan, saya sempatkan kembali mengetik berita (tugas negara dari kantor). Tapi tidak konsen. Setiap mengetik kalimat. Yang muncul Dik Raisa. Dan begitu seterus yang muncul Dik Raisa. Kesal dengan jari saya yang nakal. Selanjutnya saya putuskan untuk udud sejenak. Menenangkan fikiran karena virus Dik Raisa.

Satu batang, dua batang, tiga batang rokok habis. Tidak tersisa. Sampai-sampai putung yang saya jepit dengan menggunakan jari jentik dan manis (coba bayangkan bagaiama caranya) ikut lenyap, hilang tanpa bekas. Pesan balasan masih belum datang. Lebih lama dibanding pesan balasan yang pertama. Hampir setengah jam, tak kunjung dibalas juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline