Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adib Mawardi

TERVERIFIKASI

Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Restorasi dan Modifikasi Hati Pasca Berakhirnya Ramadhan

Diperbarui: 10 Mei 2022   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar Unsplash

Restorasi dan modifikasi ternyata tak hanya berlaku pada kendaraan saja, akan tetapi hal ini pun dapat berlaku pada hati manusia.

Pada tulisan kali ini saya akan meminjam istilah restorasi dan modifikasi yang biasanya sangat akrab di kalangan para pecinta otomotif.

Restorasi merupakan proses untuk meremajakan kembali kondisi suatu benda sehingga ia memiliki penampilan maupun kinerja seperti sedia kala. Sedangkan modifikasi lebih berfokus pada upaya untuk menyempurnakan kondisi suatu barang dengan cara merubah tampilan maupun fungsinya hingga pada batas tertentu yang sesuai dengan kehendak pemiliknya.

Dalam dunia otomotif, tentu kita sudah sangat tidak asing dua istilah tersebut. Bagi siapa saja yang punya hobi main kendaraan, lazimnya mereka akan berusaha untuk terus menjaga tampilan maupun kinerja mesin kendaraan yang mereka miliki, sehingga kondisinya akan senantiasa prima.

Bagi mereka yang sudah merasa puas dengan kondisi kendaraan seperti ketika masih baru, pada umumnya mereka akan berusaha untuk merawat dan bahkan merestorasinya--jika tersedia cukup dana--sehingga kondisinya akan selalu memberikan kenyamanan bagi pemakainya.

Sementara itu, bagi mereka yang merasa belum cukup puas dengan tampilan maupun performa kendaraan yang dimiliki, maka kemungkinan besar sang pemilik akan melakukan modifikasi dengan cara mengganti bagian-bagian tertentu sehingga keadaannya akan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Menurut saya, kedua istilah ini (restorasi dan modifikasi) tidak hanya berlaku pada dunia otomotif saja. Akan tetapi, ia pun bisa berlaku untuk perihal yang lain, misalnya saja hati manusia.

Sejalan dengan bergantinya waktu, hati manusia sangat mungkin mengalami perubahan. Entah itu perubahan yang keadaannya semakin membaik atau sebaliknya. Akan tetapi, bagaimana pun arah perubahan itu, tentu mereka memiliki tujuan mendasar yang sama dalam hidup ini, yakni ingin meraih kebahagiaan.

Jika kita mau sedikit saja merenungi hidup ini, tentu kita akan lekas memahami bahwa kebahagiaan tersebut antara lain dapat diupayakan dengan cara menyelaraskan antara hati yang menentukan watak/akhlak pada diri seseorang dengan lingkungan sosial di mana ia berada.

Dan rambu-rambu untuk mewujudkan keselarasan itu sebenarnya juga telah dijabarkan dalam ajaran kebijaksanaan yang terdapat pada agama mereka. Dengan demikian, yang menjadi pertimbangan selanjutnya adalah seberapa besar kemauan kita untuk mengakses, menjelajahi, memahami dan mempraktikan ajaran agama tersebut.

Pemahaman sederhananya, dengan adanya pemahaman terhadap ajaran agama berikut pengimplementasiannya, maka siapa saja dapat memberikan kontribusi positif bagi pihak lain, alih-alih menimbulkan suasana yang dis-harmoni bagi kehidupan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline