Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Jika Siang Adalah Terang yang Sesungguhnya

Diperbarui: 3 Agustus 2019   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay.com

Selendang siang telah dikenakan, menyingkirlah segala kelam di berangus siang. Di kedalaman ceruk-ceruk tercuram, di bawah tindihan batu besar pegunungan, siang mengakhiri segala sunyi, terang jadi pembatas antara nyata dan mimpi

Tapi hatiku masih terasa pekat, tipisnya kulit ari tak mampu tertembus cahaya putih. Di bilik-bilik hatiku masih menyimpan gumpalan iri dengki, terlelap di bara api yang tersembunyi, mendengkur pelan di lindungan sifat hewani

kulit tubuh boleh terbakar, wajah garang rela terpanggang. Seonggok daging ternyata nyaman dalam kebusukan, merah menyalah penuh bara amarah, hitam pekat di bungkus prasangka

Jika siang adalah terang sesungguhnya, mengapa hatiku tetap beku di teriknya. Kelam padahal di kelilingi sinar, beku walau cahaya silau terus memburu.Mungkinkah ini pertanda hatiku telah membatu, hingga aku butuh hati yang baru

Bagan batu 3 agustus 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline