Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Khoirul Wafa

Santri, Penulis lepas

Mati Ketawa

Diperbarui: 7 April 2020   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Mati ketawa

Tulisan seru-seruan.

Kita mungkin sering mendengar istilah mati ketawa. Yah, saya sering mendengar itu. Bahkan salah satu kata pengantar Gus Dur juga ada di buku Mati Ketawa Ala Rusia. Saya pernah nulis tentang itu sebelumnya. Tapi, pada awalnya saya kira itu cuma majas. Gak ada lah orang yang benar-benar mati karena ketawa.

Sampai suatu hari saya menemukan fakta, kalau pernah ada orang yang mati ketawa.

Wow... What's your problem? Apa masalahmu nak? Tak adakah cara yang lebih ... ? Atau agar dianggap bahagia di akhir hidup?

Kalau anda penasaran siapa saja yang pernah mati ketawa, tracking saja di google. Pasti ada. Saya kasih aware sebelum kamu baca artikel itu. Ini nggak lucu sama sekali loh ya. Soalnya berita duka.

Lebih serem lagi, gelitik menggelitik juga pernah digunakan sebagai salah satu model hukuman. Coba simak kesaksian bukunya Heinz Heger yang berjudul "The Men With The Pink Triangle". Tapi itu buku apa, mbahas apa, saya juga belom pernah baca. Cuma nemu sedikit ibarot yang pas sersan SS Nazi menghukum seorang tersangka.

"The first game that the SS sergeant and his men played was to tickle their victim with goose feathers, on the soles of his feet, between his legs, in the armpits, and on other parts of his naked body. At first the prisoner forced himself to keep silent, while his eyes twitched in fear and torment from one SS man to the other. Then he could not restrain
himself and finally he broke out in a high-pitched laughter that very soon turned into a cry of pain"

Itu bacanya gimana ya?

Jadi intinya ada sersan SS yang nggelitikin orang pakai bulu angsa. Kakinya di gelitik, terus badannya. Yang geli-geli itu dihajar. Awalnya si tawanan diem. Takut dan cuma bisa lihatin. Akhirnya udah gak kuat nahan tawa, dia tertawa keras. Lama-lama tawa dia berubah jadi tangisan pilu. Cry of pain. Jahad banget yah... 

Mungkin kalau sering berkunjung ke dark web, bisa klik pakai keyword "trickle torture". Tapi mending gak usah. Sayangi mata anda. Sayangi waktu anda.  Sayangi masa depan anda. Dan terpenting, sayangi kuota anda...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline