Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

2020 Best in Citizen Journalism

Pengalamanku Berhadapan dengan Komplotan Maling "Musuh dalam Selimut"

Diperbarui: 4 April 2024   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah Kunci | @kaekaha

Pengalaman pertama saya berhadap-hadapan langsung dengan komplotan maling yang serasa musuh dalam selimut ini, terjadi di awal tahun 2000-an ketika saya baru saja menikah dan tinggal di rumah baru di pinggiran Kota Sidoarjo, Jawa Timur.

Komplek perumahan yang saya tempati sebenarnya termasuk komplek perumahan yang sudah lumayan lama berdiri, hanya saja blok yang saya tempati, memang blok baru dan lokasinya agak jauh dari pusat perumahan, tepat di pinggir areal persawahan.

Awal mulanya, saya kehilangan mesin pompa air yang  sore sehari sebelumnya baru dipasang di "dalam kamar mandi yang terkunci", berikut peralatan tukang yang sengaja ditinggal di dalam. Tapi anehnya kunci pintunya tidak rusak.

Desain rumah minimalis yang saat kejadian belum saya tempati tersebut, memang agak unik. Khusus kamar mandi, lokasinya ada di luar bangunan utama dan posisinya di belakang rumah yang berhadapan langsung dengan area persawahan terbuka yang sangat luas dan saat itu saya juga belum sanggup untuk memagarinya dengan pagar permanen.

Keanehan raibnya mesin air ini, atas dukungan RT dan semua tetangga yang saat itu rata-rata juga penghuni baru, sebenarnya akan kami laporkan ke polisi, karena kami mencium adanya ketidakberesan dari kejadian ini.

Tapi setelah mediasi dengan pengembang akhirnya tidak jadi, karena pengembang bersedia mengganti mesin air yang raib dengan unit yang baru, setelah melalui perdebatan yang panjang dengan ketua RT dan warga kami yang belum begitu banyak saat itu.

Kecurigaan kami akhirnya terbukti sekitar  sebulan berikutnya.

Sudah menjadi tradisi di komplek yang saya tinggali, setiap akhir pekan apalagi kalau ada long weekend, komplek kami akan sepi seperti tidak ada penghuninya sama sekali. Sebagian besar penghuni blok kami yang keluarga muda, lebih memilih pulang kampung yang memang masih di seputaran Gerbangkertosusilo. Tahu kan dengan kawasan strategisnya Jawa Timur ini?

Kebetulan malam minggu saat itu, beberapa hari sebelumnya saya baru mengalami kecelakaan dan kaki saya masih bengkak sehingga nggak bisa kemana-mana, termasuk saat diajak istri untuk hadir di pernikahan sepupunya di Jember.

Malam itu, akhirnya saya benar-benar sendirian. Kebiasaan saya, lebih suka mematikan lampu dalam ruangan dan menyalakan lampu diluar ketika saya tidur atau sekedar bersantai saat nonton TV.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline