Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

2020 Best in Citizen Journalism

Gibraltar Monumen Abadi Keperkasaan Thariq bin Ziyad di Pintu Masuk Benua Biru

Diperbarui: 27 April 2021   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gibraltar atau Jabal Tar | britannica.com

Pada 3 Mei 711 M, Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Warughu bin Waranjum bin Nabarghasan membawa 7.000 pasukan menuju benua biru Eropa dengan armada kapal yang sangat banyak untuk membebaskan rakyat Andalusia yang saat itu hidup dalam kesengsaraan akibat kepemimpinan Raja Roderick yang kejam, zalim dan korup. Mereka sanggup hidup dengan gelimang harta, ditengah kesengsaraan masyarakatnya sendiri.

Puncaknya, ketika Raja Julian penguasa kerajaan Sabtah, kerajaan kecil yang tidak jauh dari kerajaan Visigoth (Andalusia) yang geram luar biasa ketika putrinya Florinda, dicabuli Raja Roderick, meminta pertolongan kepada imperium kekalifahan Ummayah melalui Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr.

Baca Juga :  Kisah Al-Ushairim Meraih Surga Tanpa Beribadah Sekalipun

Saat itu, visi-visi Keislamannya yang berlandaskan pada keadilan dan kemanusian, seperti yang diajarkan dalam Aquran, memang sedang "naik daun" di lingkungan dunia baru, kawasan yang telah ditakhlukkan oleh Islam dan sangat berbanding terbalik dengan hukum rimba yang diterapkan oleh Raja Roderick.

Akhirnya, Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr setuju untuk mengirimkan pasukan, setelah sebelumnya mengirimkan beberapa teliksandi alias intelijen dibawah komando Tharif bin Malik untuk mengukur kekuatan lawan.

Sesampainya pasukan Thariq bin Ziyad di sebuah selat yang berhias sebuah gunung karang terjal di wilayah Spanyol, Sang Panglima mengumpulkan pasukannya diatas bukit. Di tempat inilah panglima perang muslimin asli Afrika Utara ini memerintahkan pasukannya yang tersisa di tepi pantai untuk langsung membakar semua armada kapal yang tadi mengantar mereka sampai ke pintu masuk benua biru tersebut. 

Baca Juga :  Kisah Ali bin Abi Thalib Menjadikan Shalat sebagai Obat Pembius (Anestesi)

Di titik inilah, sejarah penakhlukan benua biru untuk menyebarkan ajaran tauhid oleh pasukan muslimin dimulai. Siapa sangka, nama titik lokasi sejarah berupa gunung karang dan selat yang sekarang lebih dikenal dunia sebagai Gibraltar, salah satu koloni Kerajaan Inggris ini, ternyata bentuk adaptasi dari frasa bahasa Arab, Jabal Tar atau Jabal Thariq dan nama Thariq sendiri jelas diambil dari nama panglima perang muslimin asli Afrika Utara yang tegas, cerdas dan gagah berani, Thariq bin Ziyad.

Jabal Tar atau sekarang kita kenal sebagai Gibraltar ini memang monumen abadi keperkasaan pemuda asli Afrika, Thariq bin Ziyad dalam upayanya menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Eropa. 

Tentu saja, perintah langsung Thariq bin Ziyad untuk membakar semua kapal ini mengagetkan sekaligus membuat kegaduhan diantara pasukan yang ada. Mereka bingung dengan perintah itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline