Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

2020 Best in Citizen Journalism

Kisah "Madam", Memahami Tradisi Merantau Urang Banjar ke Berbagai Penjuru Dunia

Diperbarui: 11 April 2021   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulak Madam (Berangkat Merantau) | @kaekaha

Riset kolaboratif internasional pertama yang berhasil menggabungkan data dan hipotesis dari riset linguistik, arkeologis, dan genetik, mengidentifikasi Urang Banjar sebagai nenek moyang dari masyarakat Komoro dan Madagaskar di Afrika Timur yang secara tidak langsung juga mengungkap fakta, tradisi madam atau merantau ala Urang Banjar (migrasi) telah berlangsung sejak ribuan tahun silam.

Madam dalam Kamus Bahasa Banjar | @kaekaha

Istilah madam dalam kamus Bahasa Banjar diartikan sebagai merantau. Hanya saja, merantau ala Urang Banjar yang dimaksudkan di sini umumnya lebih kepada migrasi hilang atau pindah dengan kemungkinan tidak akan kembali, bukan sekadar merantau yang sebulan atau setahun sekali bisa atau mau mudik atau pulang kampung lagi.

Jenis merantau hilang ala madam-nya Urang Banjar ini jelas berbeda dengan kebiasaan merantau suku-suku di nusantara lainnya yang umumnya masih ada niatan untuk pulang atau setidaknya masih ada niatan untuk menjalin hubungan komunikasi dengan daerah asalnya. 

Banyak diantaranya yang saling mengajak keluarga dan sanak saudara, bahkan juga menanamkan investasi di daerah asal, terlebih setelah sukses di perantauan.

Baca Juga: Mendokumentasikan Cerita Rakyat Si Palui, Mengodifikasi Kearifan Tradisi

Pemahaman faktual ini dituturkan oleh Professor Doktor Mohammad Saleh Lamry, pakar yang juga guru besar studi Antropologi dari Universiti Kebangsaan Malaysia. Beliau adalah salah satu diaspora Suku Banjar di Malaysia yang merupakan keturunan ketiga dari kakeknya yang madam ke Malaysia sejak tahun 1920-an dari kampung halamannya di daerah kampung Pajukungan, Pandawan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.

Memang, sifat merantau hilang ala madam yang sepertinya lebih tua dari identitas sebagai Urang Banjar sendiri dan (sepertinya) juga baru terdokumentasi sejak akhir abad ke-18 ini tidak semata-mata karena tidak berniat pulang saja, tapi juga karena banyak faktor, seperti daya jelajah merantaunya yang cukup jauh terpisah lautan dan samudra, keterbatasan ekonomi, keterbatasan moda transportasi, juga sarana komunikasi (saat itu), dan lain-lainnya.

Berangkat Berdagang | @kaekaha

Jika ribuan tahun silam, aktivitas madam diduga bermula karena aktivitas berdagang, terdampar bahkan juga karena sengaja tidak pulang setelah berhaji, maka pada periode selanjutnya, kisah madam mempunyai titik tolak yang lebih beragam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline