Lihat ke Halaman Asli

Siska Amelia

Live for your life

Pecahan Rumah

Diperbarui: 31 Juli 2025   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber:Pinterest)

Rumah masa kecilku penuh dengan suara. Tapi bukan tawa terdengar---melainkan retakan yang tak terlihat dari sebuah riuh keributan 

Aku bukan takut menikah. Aku hanya takut mengulang penderitaan yang disamarkan sebagai cinta.

Pecahan itu kecil, namun ternyata tajam. Seperti kenangan.

Pyarrrr

Suara pecahan piring terdengar nyaring, bersamaan dengan keributan yang kian memanas.

"Kamu tuh, masak aja gak becus. Punya mata gak si, aku baru pulang kerja itu capek. Pengen makan, malah ditumpahin segala. Dasar tolol," umpatnya, matanya melotot seakan-akan ingin keluar.

"Mas, aku juga baru pulang, capek. Mikir dong, cuma tumpah kayak gitu marah-marah. Bisa ambil lagi kan," jawabnya, nadanya tak kalah tinggi.

"Goblok, pake otak dong. Ini beras kalau habis siapa yang beli hah?"

"Aku juga cari uang mas, bukan kamu doang."

"Nglawan lagi, nglawan lagi. Dasar istri gak tahu diri." Hampir saja tangan kanannya melayang di pipi kiri sang istri, namun melihat anaknya tiba-tiba saja muncul membuatnya urung untuk melakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline