Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

Guru Minda (9)

Diperbarui: 24 September 2020   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-Foto: Ceritaduniaanak.com

SEMBILAN

Dalam sejarah dunia adalah seorang Jendral Prusia pada abad ke 19 bernama Clausewitz yang merumuskan pandangannya tujuan perang ialah menghancurkan lawan agar tidak mampu lagi melakukan perlawanan,. Sejauh musuh mempunyai kapasitas untuk bertahan, maka harus dihancurkan.  Perang  dalam arti adu fisik adalah kelanjutan politik oleh suatu pihak agar pihak lain mengikuti kemauan politiknya. Doktrinnya dipakai banyak militer di berbagai negara.

Kami di Titanium tidak lagi menggunakan doktrin itu. Militer hanya digunakan untuk mempertahankan diri bukan untuk menyerang dan seratus persen melawan bolo.  Untuk apa berperang dengan sesama manusia? Semua kebutuhan terpenuhi, kami tidak mau merusak surga kami.  Purbasari terpana mendengar cerita Ambu tentang Preanger dan dia ingin menerapkannya jadi politik negara Pasir Batang,

Baru sejak ekspedisi ke Bumi dua kali ini orang Titanium melanggarnya dan kembali ke Clausewitz. Kalau ekspedisi teteh mayang dan teteh Ira,  orang Titanium bagaikan dewa turun dari kahyangan dan menghadapi manusia yang ditindas oleh manusia lain dalam posisi bertahan. Tetapi kali ini kamilah yang harus menyerang untuk bertahan hidup.

Dua hari setelah bertempuran di kaki Gunung Cupu Mandalayu, Samuel memimpin empat prajurit Titanium ditambah teteh Ira dan teteh Mayang dengan dua motor capung terbang.  Aku dan Purbasari berboncengan naik motor capung terbang.  Sementara Gigin  dan empat prajurit Cupu Mandalayu naik motor capung terbang, Mereka sudah belajar. 

Tujuan kami dari unit motor capung terbang adalah langsung ke istana. Walau harus menghadapi Nyi Ronde.  Sementara di bawah, Samuel, Karna Subarka membawa dua ratus prajurit Cupu Mandalayu dan orang-orang yang bergabung untuk melawan rezim Purbararang.   Kami juga menggerakan delapan anjing robot. Sisanya tiga menjaga dusun.

Menurut telik sandi, pasukan asing hanya ada 200 orang dipimpin Brutus belum bergerak dan 200 prajurit Purbararang, sebetulnya hanya separuh yang loyal. Sementara prajurit yang lain ada di wilayah yang diduduki, serta ada di negeri Purbamanik belum ditarik ke ibu kota. Indrajaya masih menganggap enteng kami.

Lawan lebih banyak, tetapi kami percaya dengan moral kami.  Satu-satunya yang buat penasaran ialah Purbaendah tidak ada di ibu kota bersama kelompoknya yang lebih kuat.  Telik sandi malah menyebut mereka masih di Kabandungan, yang perlu waktu ke ibu kota kalau bertindak, sekalipun ada peralatan modern.

Kami sudah bergerak sejak pukul empat pagi. Pasukan darat diangkut dengan empat jip terbang sekelompok demi sekelompok hingga satu kilometer dari ibu kota.  Lalu kemudian bergerak merayap.

Aku mengawasi dari udara, kami terbang cukup tinggi agar tidak terlihat.  Pukul enam kami memasuki kota.  Pasukan darat membuka kontak senjata dengan panah dan sebagian dengan senjata high voltase di jalan-jalan ibu kota.  Pasukan loyalis Purbararang dan pasukan asingnya  tampak terkejut. Mereka tidak menyangka bakal didatangi.

Rakyat segera bersembunyi menghindari adu senjata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline