Lihat ke Halaman Asli

irvan sjafari

TERVERIFIKASI

penjelajah

"Daniel Isn't Real", Teror Teman Khayalan

Diperbarui: 13 Desember 2019   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adegan dalam film Daniel Isn't Real -Foto: www.rogerebert.com

Suatu pagi cerah pada sebuah kafe di Brooklyn, New York, seorang pelayan melayani permintaan sarapan kepada pelanggan dengan ramah, hal yang rutin dilakukannya. Pengunjung kafe menikmati hidangan dengan santai.

Seorang pemuda mendadak mendobrak melepaskan tembakan dengan brutal. Beberapa pengunjung bertumbangan. Pemuda itu kemudian terkapar terkena tembakan. Seorang anak laki-laki bernama Luke, tertengun, menyaksikan mayat bersimbah darah itu. 

Luke yang shock, diajak seorang bocah lain yang mengaku bernama Daniel untuk bermain bersama. Luke menyetujui. Anak yang jadi korban "broken home" ini memang kesepian dan sejak itu Daniel menjadi teman bermainnya.

Sementara sang ibu hanya melihat Luke sendiri bermain pedang-pedangan dengan gagang sapu di ruang keluarga. Lewat adegan ini penonton digiring bahwa Luke punya teman khayalan. Hal yang biasa sebetulnya bagi anak usia 3-8 tahun, karena ada juga anak yang bermain dengan boneka. Luke ini juga menjadikan boneka beruang yang diberi nama Wilbur sebagai temannya.

Daniel, teman khayalannya ini justru mengendalikan Luke, dengan memberi obat-obatan pada ibunya. Sang ibu kemudian meminta Luke mengunci teman khayalannya ini di rumah boneka.

Berapa adegan yang beruntun dalam film Daniel Isn't Real mengarahkan saya bahwa film yang disutradarai oleh Adam Egypt Mortimer bergenre psychological thriller. 

Cerita bergulir ketika Luke dewasa (Miles Robbins),  seorang mahasiswa bermasalah di perguruan tinggi disarankan oleh terapisnya untuk menghidupkan kembali teman imajiner masa kecilnya, Daniel (Patrick Schwarzenegger) untuk membantu dia menyelesaikan masalah dan mencapai keinginannya. Kunci rumah boneka dibuka.

Daniel hadir kembali. Dalam berapa peristiwa membantu Luke di kuliahnya hingga hubungan dengan teman perempuannya, Cassie (Sasha Lane).  Namun pada perjalanannya Daniel kembali mengendalikannya dan berubah menjadi sosok yang menakutkan dan membahayakan orang-orang terdekat Luke.

Sampai di sini bisa ditebak bahwa kemungkinan Luke menderita Skizoprenia. Masuk akal karena Sang Ibu (Marie Stuart Masterson) digambarkan juga mengalami depresi mengkonsumsi obat anti depresan, menggunting buku dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa. 

Tetapi "Daniel Isn't Real" memberikan akhir yang tak terduga. Sepertiga akhir film ini menjadikan saya bertanya apakah batas antara psychological thriller dengan horor atau keduanya bisa disatukan?

Review

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline