Lihat ke Halaman Asli

Jero Wacik dalam Skenario Kehidupan Politik

Diperbarui: 29 Juni 2016   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jero Wacik Satya Wacana. Foto: Dok. Pribadi

Jero Wacik, sebagai seorang pemimpin yang Satya Wacana, yang melangkah berdasar Tri Kaya Parisuda (berpikir, berkata, dan berbuat baik). Hal ini diungkap dalam salah satu bukunya tentang berpikir positif. Dari berpikir positif itulah dirinya berbicara positif, dan menunjukkan tindakan positif. Itulah yang disebut Satya Wacana dan hal itu yang membuat dirinya diterima baik oleh banyak kalangan dan kelompok masyarakat bangsa ini.

Sebagai mantan pejabat tinggi negara, beliau telah menunjukkan prestasi luar biasa dan penuh potensi untuk lebih meningkatkan diri lagi. Dalam hal komunikasi pun, Jero Wacik selalu menghormati sesepuh, seperti menyebutkan nama dan hubungannya. Oleh karena itu, sangat terasa bahwa dirinya menghormati sesepuh sehingga merasa nyaman untuk berkomunikasi. 

Sementara, kepada juniornya, beliau selalu memberikan semangat untuk lebih meningkatkan diri, hal-hal yang perlu diteladani sebagai seorang pemimpin di kalangan umat dan pemimpin bangsa lain. Inilah ciri dari orang yang memang telah memiliki potensi dalam diri untuk ditularkan kepada orang lain. Tidak dipendam.

Jero Wacik, dalam berbagai kesempatan, selalu menunjukkan jiwa bersemangat dan rasa gembira dengan membuang sikap sedih dan susah. Semangat yang tinggi tersebut ditularkannya untuk memberikan pengaruh kuat kepada lingkungan yang dipimpinnya. Sikap rendah hati dan tidak sombong membuat dirinya mampu berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan kerjasama yang terintegrasi.


 Sikap profesionalnya pun diakui oleh seluruh kalangan. Di manapun seseorang bertugas atau dirinya yang bertugas sekalipun, jika peran dan fungsi sudah diberikan oleh siapapun itu, dia harus melakukannya secara profesional, melakukan dengan sebaik-baiknya tanpa pamrih. Ini beberapa hal yang dimiliki seorang negarawan, dan bukan saja menjadi pemimpin salah satu partai, tetapi memimpin negara.

Banding JPU

KPK, menjadikan Jero Wacik sebagai tersangka kasus korupsi ketika menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Tuduhan tak  berdasar “sengaja” dibuat KPK untuk mengganjal karier politik  Jero Wacik ditingkat yang lebih tinggi. Terhadap Pasal 12e tentang Tindakan Penyalahgunaan Kewenangan dan Pemerasan.

Mungkinkah ada ketakutan KPK dengan sepak terjang Jero Wacik? Atau KPK memang menargetkan orang-orang Demokrat sebagai pesakitan koruptor? Atau KPK ingin “cuci tangan” dari gejolak politik yang ada di dalam tubuh KPK sendiri? Tuduhan yang paling menyakitkan dan sangat tidak mengenakkan tentunya untuk diri Jero Wacik dan keluarga saat ini.

Bagaimana seorang Jero Wacik melakukan korupsi Dana Operasional Menteri, sementara dirinya belum lagi diangkat sebagai menteri kala itu? Waryono Karno yang saat itu menjabat sebagai SekJen ESDM, apakah mengenal secara dekat Jero Wacik?  Seperti ada rekayasa untuk mengenyahkan anak bangsa yang ingin maju pesat dalam mengembangkan kepentingan negara.

Jusuf Kalla sudah mengatakan dalam kesaksiannya, dikembalikan pada  prinsip dasar bahwa DOM itu fleksibel dan bersifat lumpsum. Jadi, tidak diharuskan untuk memberikan bukti-bukti. Kurang jelas apalagi JPU dan KPK mendengarkan kesaksian orang nomor dua negeri ini? Apakah JPU sengaja tidak menggubris kesaksian Jusuf Kalla? Pun dikatakan Jusuf Kalla, bahwa penggunaan Dana Operasional Menteri (DOM) tidak harus dipertanggungjawabkan dengan administrasi lengkap seperti halnya nota pembayaran.

Seakan Jero Wacik dianggap batu tajam yang mampu melukai orang-orang yang  memiliki kepentingan. Artinya, Jero Wacik dapat dianggap sebagai penghalang dala   memuluskan jalan KPK yang punya kepentingan di luar kepentingan sebagai yang disebut-sebut Lembaga Bebas Korupsi. Bagaimana cara-cara KPK mengusut hingga bukti-bukti nyata tanpa ada tendensi apa-apa? Ini perlu dipertanyakan secara jelas dan gamblang secara transparan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline