Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Otak Bekerja dan Belajar dengan Baik?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salah satu bagian yang terpenting dari tubuh kita yaitu otak. Sesuatu yang terkadang tanpa kita sadari bahwa sebenarnya pusat ingatan kita, memori yang kita pelajari sejak kita baru lahir, saat ini, hingga di akhir usia kita kelak, tersimpan rapi dan siap dipanggil oleh otak kita. Dimana otak kita mempunyai dua sel otak, yaitu sel glial dan neuron. Sel glial adalah meliputi produksi mylin dan akson, pendukung structural bagi penghalang darah otak, transportasi nutrient, dan pegaturan system imun. Sel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistemsarafyang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus.Neuron yang berfungsi normal secara terus menerus menyalakan, mengintegrasikan dan mengolah informasi disepanjang celah mikroskopik yang disebut dengan sinapsis (menghubungkan antara satu sel dengan yang lain).

Ada empat bagian otak yang disebut dengan lobe (Lobus) dan masing-masing mendapat tugas sendiri-sendiri. Keempat bagian tersebut adalah Lobe bagian belakang (Lobus occipital) tugasnya yaitu pada penglihatan, dan Lobus frontal tugasnya yaitu ikut andil pada tindakan-tindakan yang disengaja (memberi penilaian, kreativitas, menyelesaikan masalah dan merencanakan ), sselanjutnya pada Lobus parietal yaitu bertugas memproses sesuatu yang berhubungan dengan ssensori yang lebih tinggi dan fungsi-fungsi bahasa. Sedangkan pada Lobus temporal (bagian kiri dan kanan) tugasnya ini lebih menekankan pada pendengaran, memori, pemaknaan, dan bahasa.

Seseorang dinyatakan cerdas juga belum tentu itu murni dari cara kerja otaknya, akan tetapi difaktori juga dengan bakat. Dimana bakat itu merupakan bawaan seseorang sejak lahir. Keberbakatan merujuk pada kemapuan intelektual tinggi serta kreativitas. Meski tak selamanya anak berbakat memiliki IQ di atas rata-rata, karena terdapat faktor emosi yang ikut berperan untuk mengembangkan bakat yang dia miliki.

Saat seseorang sedang dalam proses belajar, maka akan melibatkan seluruh bagian tubuh, otak akan bertindak sebagai pos perjalanan untuk stimulus yang datang. Ketika otak menerima stimulus, proses komunikasi dari sel ke sel lain aktif. Jika otak merasa stimuli yang diterimanya itu tidak penting, maka informasi tersebut akan mendapat prioritas rendah. Namun sebaliknya, jika otak merasa stimuli yang diterimanya itu penting untuk ditempatkan dalam long term memori, maka potensi memori pun terjadi dan kuat.

Dalam hal ini, ada hal-hal yang dapat mempengaruhi pembelajaran, diantaranya yaitu : nutrisi, gen, sifat dan temperamen, pengalaman, pra pembelajaran, disfungsi otak, dan teman. Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran, yaitu tahap pra pemaparan, akuisisi, elaborasi, formasi memori, intregasi fungsional. Dengan demikian, maka sebagai pendidik harus mengoptimalkan pembelajaran yang disejajarkan dengan bagaimana otak belajar atau sering disebut pembelajaran berbasis otak. Selain memperhatikan tingkat kemampuan otak pada siswa, seorang guru juga harus memperhatikan dan mengenali anak-anak yang berbakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline