Surabaya, 03 Oktober 2025 --- Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Office of International Affairs (OIA) atau Direktorat Urusan Internasional (KUI) kembali menyelenggarakan International Cultural Festival (ICF) 2025, sebuah perayaan multikultural yang kini memasuki tahun ketiganya. Bertempat di Gedung Graha Sawunggaling, UNESA Kampus 2 Lidah Wetan, festival ini menghadirkan delegasi mahasiswa internasional dari 21 negara, menjadikan UNESA sebagai titik temu keberagaman budaya dunia.
Dengan mengusung tema "Cultural Tapestry: Harmony for Peace and Equality", ICF 2025 menjadi wadah interaksi lintas budaya yang mempertemukan lebih dari 600 pengunjung. Festival ini menampilkan rangkaian kegiatan yang mengedepankan semangat kebersamaan melalui cultural parade, cultural performance, cultural quest, serta booth interaktif yang memamerkan budaya mereka melalui aktivitas interaktif, mulai dari kerajinan tangan, kuliner, informasi negara, sejarah, hingga inovasi mahasiswa UNESA.
Wakil Rektor IV UNESA, Dwi Cahyo Kartiko, dalam sambutannya menegaskan bahwa tema ICF sangat sejalan dengan komitmen UNESA terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Selain itu, internasionalisasi juga merupakan komitmen UNESA untuk membangun reputasi global, ICF menjadi salah satu program yang mendukung komitmen tersebut.
"Di UNESA internasionalisasi adalah komitmen kita untuk membangun reputasi global yang kuat dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui International Student Admission, seperti program exchange, kolaborasi dengan universitas luar negeri, akreditasi internasional, dan kelas internasional yang meningkatkan lingkungan pembelajaran global untuk meningkatkan kualitas lulusan akademik, jadi untuk satu lagi kita punya ICF 2025," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Urusan Internasional, Asrori menyampaikan bahwa ICF adalah momen spesial dan dinantikan di UNESA.
"Acara tahun ini menjadi spesial karena mempertemukan para pelajar dari 21 negara berbeda yang dengan bangga berbagi kekayaan tradisi mereka. Dengan lebih dari 600 audiens akan menikmati acara ini, acara ini benar-benar mewujudkan semangat kemitraan antarbangsa," ungkapnya.
Salah satu elemen menarik dalam festival ini adalah Harmony Wall, sebuah instalasi tempat pengunjung dapat menuliskan pesan perdamaian dan persahabatan sebagai simbol visual semangat harmoni antarbudaya.
Apresiasi tinggi juga datang dari kalangan diplomatik. Erlin Puspitasari, East Java Regional Outreach Manager British Embassy Jakarta kekagumannya terhadap semangat yang dihadirkan UNESA melalui ICF yang begitu inspiratif.
"Dari tema Cultural Tapestry: Harmony for Peace and Equality, kita diingatkan bahwa budaya bukan hanya soal sejarah dan tradisi, tetapi koneksi. Kami yakin bahwa pertukaran budaya ini tidak hanya memberi manfaat individu, tetapi juga memiliki dampak positif pada skala internasional," tuturnya.
Kesuksesan gelaran ICF 2025 juga ditandai dengan meluasnya partisipasi peserta dari berbagai universitas di Indonesia seperti Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Bandung. Kehadiran para perwakilan diplomatik dan institusi internasional turut memperkuat dimensi global acara ini, diantaranya Manoj Bhat (Honorary Consul India Surabaya), Yuvencia Yunita (Western Sydney University), Kim Seung Kwan (King Sejong Institute), dan Vincent Padare (Institut Franais d'Indonsie).