Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pisang Klutuk: Benih Emas yang Menumbuhkan Ekonomi Desa, dari Tanah hingga Meja Industri

Diperbarui: 10 Juli 2025   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pisang klutuk banyak ditanam warga di desa Margaasih, Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Pisang klutuk, yang juga dikenal sebagai pisang manggala atau pisang batu di beberapa daerah, adalah jenis pisang yang sangat umum ditemukan di Jawa Barat, khususnya di sekitar Bandung. Pisang ini mudah tumbuh dan memiliki banyak manfaat. Ciri khas pisang klutuk adalah biji-biji kecil yang ada di dalam buahnya. Biasanya, buah pisang klutuk ini sering dipakai untuk membuat rujak. Selain buahnya, daun pisang klutuk juga sering dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan atau alas sajian.

Di Desa Margaasih, Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, pisang klutuk banyak dibudidayakan. Petani di sana umumnya menanam pisang klutuk untuk diambil daun dan buahnya. Daun pisang klutuk memang memiliki nilai ekonomi karena sering dibutuhkan oleh pedagang makanan. Sementara buahnya, meskipun berbiji, tetap punya pasar tersendiri, terutama untuk bahan baku rujak.

Selama ini, pemanfaatan pisang klutuk di tingkat desa masih terbilang sederhana. Petani hanya menjual daun atau buahnya secara langsung kepada pengepul atau pedagang di pasar. Keuntungan yang didapat petani pun tidak terlalu besar. Padahal, pisang klutuk punya potensi yang lebih besar dari sekadar dijual mentah. Potensi ini bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian desa secara signifikan.

Melihat potensi yang ada, gagasan untuk mengembangkan pisang klutuk menjadi produk olahan industri rumahan mulai muncul. Ini bukan hanya tentang menjual buah atau daun, tetapi mengubahnya menjadi barang yang punya nilai jual lebih tinggi. Misalnya, biji pisang klutuk yang selama ini sering diabaikan, ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Pengembangan ini dimulai dengan tahap penanaman dan perawatan pisang klutuk yang lebih terstruktur. Petani diajak untuk tidak hanya menanam secara tradisional, tetapi juga memperhatikan kualitas dan kuantitas hasil panen. Penyuluhan mengenai cara budidaya yang baik dan benar diberikan agar produksi pisang klutuk bisa meningkat.

Setelah panen, buah pisang klutuk tidak lagi hanya dijual untuk rujak. Ada ide untuk mengolahnya menjadi produk lain. Salah satu ide yang paling menjanjikan adalah memanfaatkan bijinya. Biji pisang klutuk, setelah melalui proses tertentu, bisa diolah menjadi bubuk. Bubuk ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk makanan atau minuman.

Misalnya, bubuk biji pisang klutuk ini bisa dijadikan bahan tambahan untuk membuat kopi herbal. Rasanya yang unik dan khasiatnya yang dipercaya baik untuk kesehatan bisa menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, bubuk ini juga bisa dicampurkan ke dalam adonan kue atau roti untuk menambah nilai gizi dan rasa yang berbeda.

Selain biji, daging buah pisang klutuk yang sudah dihilangkan bijinya juga bisa diolah. Daging buah ini bisa diolah menjadi keripik, selai, atau bahkan tepung pisang. Keripik pisang klutuk bisa menjadi camilan sehat dengan rasa yang khas. Selai pisang klutuk bisa menjadi teman makan roti yang lezat. Sedangkan tepung pisang klutuk bisa digunakan sebagai pengganti tepung terigu untuk membuat berbagai jenis kue.

Proses pengolahan ini tentu membutuhkan peralatan dan pengetahuan. Warga desa diajak untuk belajar tentang cara mengolah pisang klutuk menjadi produk-produk bernilai jual tinggi. Pelatihan diberikan secara berkala, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengeringan, penggilingan, hingga pengemasan produk akhir.

Pemerintah desa dan berbagai pihak terkait juga turut mendukung pengembangan ini. Bantuan alat pengering, mesin penggiling, dan kemasan produk diberikan kepada kelompok ibu-ibu atau pemuda yang tertarik untuk memulai usaha pengolahan pisang klutuk. Ini adalah langkah awal untuk membangun industri rumahan berbasis pisang klutuk di desa.

Dengan adanya industri rumahan ini, banyak lapangan kerja baru tercipta. Warga desa yang sebelumnya hanya mengandalkan pertanian kini punya pilihan lain untuk mencari nafkah. Ibu-ibu rumah tangga bisa ikut terlibat dalam proses produksi, menambah penghasilan keluarga. Pemuda desa juga bisa menjadi pelaku usaha yang kreatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline