Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Pernyataan Nadiem Makarim yang Membuat Kita Terkagum

Diperbarui: 14 Desember 2019   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendikbud Nadim Makarim menjelaskan arah kebijakan pendidikan Merdeka Belajar dalam Rapat Koordinasi Mendikbud dengan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia di Jakarta, Rabu (11/12/2019). (DOK. KEMENDIKBUD)

Mendikbud Nadiem Makarim membuat saya dan mungkin kita terkejut karena pernyataannya yang begitu mengesankan. Menteri milenials ini mengatakan bahwa prestasi siswa tidak bisa ditentukan melalui pilihan ganda seperti pelaksanaan UN yang telah berlangsung lama.

Dilansir dari mediaindonesia.com, 13/12/2019, Nadiem mengatakan UN yang berlangsung selama ini topiknya berdasarkan mata pelajaran, sehingga materi silabus masuk ke UN. Maka untuk mendapatkan nilai tertinggi adalah dengan menghafal.

Saya pribadi sepakat dengan Nadiem Makarim bahwa perlu perubahan bagi siswa di era yang semakin modern ini. Sekarang tantangan bangsa kita adalah radikalisme, hoaks dan ujaran kebencian semakin marak.

Jadi, untuk melawan itu perlu pemahaman, pendidikan dan pengajaran lebih terkait literasi, numerik dan pembinaan karakter.

Kalau hanya dari UN yang semuanya pilihan ganda, itu hanya sekedar soal, bukan menghapus paham Radikalisme, hoaks dan ujaran kebencian.

Tetapi bila pendidikan dititikberatkan pada literasi, numerik dan karakter, maka siswa akan lebih paham bagaimana untuk tidak terjebak dalam paham dan aksi kejahatan tersebut.

Siswa paham bahaya dari radikalisme, hoaks dan ujaran kebencian, sehingga mereka berani menolak karena tidak mau berurusan dengan hukum dan tindak kejahatan itu.

Begitulah pemahaman saya mengenai maksud mengganti pilihan ganda dalam UN dengan Asesmen Kompetensi Minimum.

Ada lagi pernyataan dari Nadiem yang saya suka ketika beliau mengatakan bahwa penilaian literasi bukan kemampuan membaca, tapi kemampuan memahami isi konten dari suatu bacaan dan menganalisa apa itu.

Memang begitulah tujuan dari literasi agar anak bangsa paham mana berita hoaks, mana ujaran kebencian dan paham Radikalisme ekstrem.

Dengan literasilah semua itu dapat ditangkis. Demikian pula dengan numerasi pun demikian. Anak lebih paham dalam proses menghitung secara luas serta konsep matematika yang tidak terlalu rumit pada masalah nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline