Lihat ke Halaman Asli

Josua ErsonRitonga

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan

Perjalanan Menjadi Sang Juara

Diperbarui: 28 November 2022   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari ada seorang anak laki-laki yang tinggal di sebuah pedesaan, ia menamatkan studi di TK Taman Tunas Harapan kemudian ia bersekolah di SDN 25 Tuk-Tuk. Pada usia 8 tahun, ia telah bisa membaca dan menulis dengan baik. 

Pada saat pertama kali bersekolah di SDN 25 tersebut, ia memperkenalkan diri didepan teman-teman sekelas. Ia bernama Well Greudos M. dan setelah memperkenal diri, dia mendapatkan sahabat bernama Bastian S. mereka sangat rajin belajar. Tibalah saatnya ujian, Well mendapatkan nilai 90 dan Bastian mendapatkan nilai 89. 

Mereka sama-sama senang terhadap hasil ujian mereka dan mereka memutuskan untuk meraih juara. Tiba saatnya pembagian raport, Well mendapatkan rangking 10 dan Bastian S. rangking 9. Kemudian Well berkata, "Selamat yah atas pencapaianmu meskipun tidak juara 1." lalu Bastian menyaut sambil tersenyum "Sama-sama kamu juga harus semangat untuk meningkatkan rangkingmu". Libur semester telah tiba maka seluruh siswa diliburkan.

Tibalah saatnya masuk sekolah, mereka saling sapa-menyapa. Mereka bersekolah seperti biasa tanpa halangan. Tidak terasa sudah mau PAS genap (Penilaian Akhir Semester Genap), Well sangat berusaha agar meningkatkan nilai dari sebelumnya. Saat bagi raport semester 2, Well meraih rangking 8 dan ia menceritakan kepada orangtuanya. Ia berkata "Mak, Pak, aku telah meraih rangking 8, lalu ada permintaanku kepadamu mak, pak" kemudian mamanya berseru "Iya nak, apa itu permintaanmu?" lalu Well berkata, "aku ingin memenuhi kebutuhan sekolahku seperti tas, sepatu, baju, buku, dan lain-lain." Dan orang tuanya menyetujui dan mereka pun pergi ke Toko Sekolah untuk berbelanja.

Kelas 2 telah dimulai, Well mendapatkan banyak teman baru yang sangat akrab dan solidaritas yang tinggi. Mereka juga sering bermain sepak bola. Well juga tidak lupa belajar untuk ujian bulanan 1 dan UTS-nya. Well dan Bastian lulus ujian dengan nilai yang sama yaitu nilai 87. Saat bagi raport, Well naik menjadi peringkat 7 dan dia merasa usahanya tidak menghianati hasil. 

Pada saat liburan, Well dan teman-temannya mengisi liburan dengan asik bermain bola kemudian mereka bermain di pantai, berenang hingga melompat dari atas kapal dan pohon yang ada di pantai tersebut. Tahun baru pun tiba, Well bersalaman dengan seluruh saudaranya yang berkumpul di rumahnya, kemudian dia meminta maaf kepada saudaranya atas perbuatan yang salah yang dilakukan pada tahun ini. 

Tibalah masuk sekolah, kemudian selang beberapa hari diliburkan kembali dikarenakan banyak aktivitas. Oleh karena itu, ayah mengajak Well bersama adiknya ke Medan untuk Jalan-Jalan sekaligus merayakan hari ulang tahunnya. Pada saat di Medan, ayah membelikan sepeda sebagai transportasi yang Well gunakan ke sekolah. Masuk sekolah pun dimulai, Well menggunakan sepedanya dengan sangat bahagia ke sekolah. Kegiatan pembelajaran pun berlangsung, Well, Bastian, Aji dan Boaz sengaja membuat jengkel karena ingin mensurprise guru tersebut yang sedang berulang tahun. Surprise mereka pun berhasil dan mereka setelah merayakan ulang tahun guru tersebut setelah itu mereka foto bersama. 

Pembagian raport selanjutnya, Well berhasil meraih rangking 5 dari 35 siswa. Ia sangat senang dan ia langsung bersyukur kepada Tuhan. Lama waktu berjalan, Well sudah menduduki kelas 6 SD dan ia merasa sangat lelah karena banyak Les sambil menghela nafas, "huft, cepat kali bah kelas 6 SD bentar lagi SMP, SMA, dan kuliah." Waktu belajar Well pun sangat banyak untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi UN, US, dan ujian lainnya.

Selepas dari ujian-ujian pada kelas 6 SD, mereka mengadakan perpisahan pergi ke Siantar untuk jalan-jalan. Mereka tertawa lepas dengan candaan teman, saling foto satu sama lain dan tibalah saatnya Boaz berkata kepada beberapa temannya "Cess, kalau aku sekolah di Siantar, jagain yah tongkrongan sekolah kita yah."  Well, Azis, Bram, Aris, Franz, Dion dan teman-teman yang lain terdiam dan mereka saling meresapi perkataan Boaz tersebut.

Tibalah masa SMP, Well sangat sulit untuk mendapatkan prestasi karena banyaknya saingan dari teman sekelasnya dan Well pun merasa kewalahan akan hal tersebut. Namun pada saat bagi raport semester 1 SMP, Well mendapatkan rangking 11 dan ia sangat beruntung dan bersyukur mendapatkan rangking segitu. Tibalah semester 2, Well semakin jarang keluar rumah karena sibuk belajar. Hasilnya, Well tetap rangking 11 namun Well tidak kecewa terhadap usahanya. Pada liburan semester 2, Well memutuskan untuk refreshing agar menghilangkan rasa stress yang ada akibat dari sibuk belajar tersebut.

Pada saat kelas 2 SMP semester 2 semua siswa diliburkan dikarenakan covid-19 sedang melanda dan harus belajar dari rumah. Oleh karena itu, Well mengalami penurunan prestasi. Well juga pernah ketahuan oleh guru karena ketahuan main musik DJ pada saat jam belajar di masa daring. Singkat cerita, tibalah perpisahan angkatan daring tersebut dan mereka saling berkeluh kesah. Well juga berkeluh kesah dan mengatakan "Teman-teman, aku tidak SMA disini, aku akan sekolah SMA di Medan untuk meningkatkan prestasiku." lalu temannya menjawab "Baiklah, hati-hati dan satu pesan ku jangan lupakan kami teman-temanmu yang pernah berjuang bersama." Kemudian well selalu ingat akan kalimat teman-temannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline