Lihat ke Halaman Asli

Joshua

Akun arsip

Nangkring bareng Deltomed, Kompasianers "Kuldonkan" Stomatitis Aphthosa

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14005621061476741505

[caption id="attachment_324608" align="aligncenter" width="576" caption="Dari kiri ke kanan: Dr. Arbijanto SB (direktur pengembangan bisnis Deltomed), Dr. drg. Dewi Prihardini, Sp.PM (ahli penyakit mulut, dosen FKG Universitas Trisakti), dan Nyoto Wardoyo (presiden direktur Deltomed) memperkenalkan produk Kuldon Sariawan kepada Kompasianers di Senayan-Jakarta, Sabtu (18/05/2014). (joshualimyadi)"][/caption]

Citizen Journalism Report

Pernah dengar istilah "stomatitis aphthosa"? Sekilas nama tersebut terdengar keren, namun jangan salah sangka dulu karena ini bukan nama makanan apalagi gadget. Stomatitis aphthosa merupakan nama Latin dari sebuah gangguan kesehatan yang ternyata diderita sebagian besar masyarakat dunia masa kini, tak lain dan tak bukan adalah sariawan.

Ketika sariawan, banyak cara ditempuh sebagian besar orang untuk meredakannya. Tak jarang orang-orang memilih berkonsultasi secara medis dengan dokter atau praktisi kesehatan gigi dan mulut, meski sebenarnya penyakit ini terkesan sepele dan dapat sembuh sendiri. Namun datangnya sariawan tak boleh dianggap remeh dan dibiarkan terlalu lama. Demikian disampaikan ahli penyakit mulut Dr. Drg. Dewi Prihandini, Sp.PM, dalam paparannya kepada Kompasianers di Jakarta, Sabtu (18/10/2014).

[caption id="attachment_324662" align="aligncenter" width="576" caption="Dokter ahli penyakit mulut, Dr. Drg. Dewi Prihandini, Sp.PM memberikan paparan tentang penyakit sariawan. (joshualimyadi)"]

1400573133342923991

[/caption]

Sariawan adalah peradangan yang terjadi pada selaput mukosa mulut yang dapat mengakibatkan rasa sakit pada makan, menelan, dan berbicara. Memang tidak menular, namun penyebabnya belum diketahui secara pasti. "Ahli kesehatan mulut di seluruh dunia belum dapat memastikan secara pasti akan penyebab sariawan, namun bukan berarti tidak ada faktor pemicunya (sariawan)," terang Dr. Dewi.

Dr. Dewi menambahkan, seseorang dapat dikatakan menderita sariawan bilamana didapati luka berwarna putih kemerahan pada mulut seperti koreng dengan pinggiran atau tepi kemerahan. Rasa perih dan ngilu akan terasa bila luka tersebut disentuh atau terkena makanan atau minuman. Luka tersebut bisa satu-satu seperti bentol yang disebut stomatitis aphthosa major, atau kecil-kecil seperti gejala herpes yang disebut stomatitis aphthosa herpetiform.

Ahli penyakit mulut  yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Tarumanegara itu percaya bahwa tak mungkin seseorang mengidap suatu penyakit tanpa faktor pemicu. Lebih lanjut ia menguraikan hal-hal yang bisa menjadi muasal terjadinya sariawan antara lain faktor genetik, lemahnya imunitas tubuh, tingkat stress yang tinggi, pola konsumsi yang tidak sehat, alergi, anemia serta gangguan pencernaan.

Untuk dapat mengatasi sariawan, Dr. Dewi menyarankan agar mencari tahu faktor yang dapat memicu sariawan. Misalnya bila pola makannya kurang seimbang.Bila kandungan nutrisi dalam asupan makanan tidak seimbang meski makan secara teratur tiga kali sehari, maka harus diubah perbandingannya agar asupan nutrisinya seimbang. "Konsumsi lebih banyak sayur dan buah untuk mencegah sariawan dapat membantu menjauhkan penyakit tersebut dari Anda," tutur Dr. Dewi.

Saat seseorang mengidap sariawan dan telah diketahui penyebabnya, Dr. Dewi mengatakan, "Konsumsi obat yang bersifat simptomatik (berdasarkan gejala yang diderita). Tujuannya selain mengobati rasa sakit, juga meredakan gejalanya, akan tetapi pengobatan ini tak dapat mencegah penyakit tersebut datang kembali."

Disamping itu pula, lanjutnya, menjaga kebersihan mulut dengan berkumur dengan obat kumur antimikroba tak kalah pentingnya. Istirahat yang cukup serta memperbaiki pola makan dengan nutrisi seimbang turut mendukung penyembuhan sariawan. "Enak ya kalau sekarang (terkena) sariawan, sekarang nggak perlu panik. Kan sudah ada obatnya," tutur Dr. Dewi disambut gelak tawa para Kompasianers yang hadir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline