Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Toxic Positivity: 2 Ketidaknalaran dan 1 Solusi Menekan Sakelar

Diperbarui: 28 Juli 2021   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sakelar listrik. Sumber: VectorStock

Pembelajaran apa yang bisa kita peroleh dari sebuah sakelar? Kita hanya bisa menetapkan 1 dari 2 pilihan yang tersedia: positif atau negatif, atau secara biner: 1 atau 0, tidak bisa dua-duanya sekaligus.

Satu pilihan yang kita ambil itu disesuaikan dengan kondisi logis di mana kita memerlukannya. Untuk lampu listrik, misalnya, jika pagi hari sudah tiba, kita menekan sakelar ke posisi OFF, dan sebaliknya, ke posisi ON hanya ketika kita memerlukan penerangan dengan lampu listrik yang terhubungkan ke sakelar itu.

Peranti yang sangat sederhana ini menunjukkan dengan jelas kapan waktunya kita "terhubungkan" dan kapan pula "tidak terhubungkan." Memaksakan agar kedua keadaan ini berlaku sekaligus adalah perbuatan yang sia-sia, namun ada saja orang yang melakukannya, menembus batas yang tidak perlu.

Secara psikologis, ketidaknalaran ini terkait dengan:
1. Keserakahan.
2. Hilangnya sisi kemanusiaan, atau setidaknya kepedulian akan kesusahan yang menimpa orang lain. 
Untuk ulasan yang lebih rinci tentang hal ini, lihat artikel saya: Mirsani lan Eling (Lihat dan Ingat) di Tengah Pandemi, dan: Hikmah Ramadan: Rehumanisasi Mulai dari Diri Sendiri.

Ketidaknalaran ini bisa dicegah dengan menjalani hidup yang JJC (Jujur, Jelas, dan Cepat), lihat artikel saya: Mencapai Target Hidup: JJC Prasyaratnya.

Tanda-tanda toxic positivity. Sumber: Verywellmind

Mungkin uraian saya di atas tampak sama sederhananya dengan sakelar, tapi mari kita telusuri lebih dalam lagi.

Samara Quintero mengatakan bahwa Toxic Positivity (Positivitas Toksik) adalah sisi gelap dari Positive Vibe (Getaran Positif): Toxic Positivity: The Dark Side of Positive Vibes.

Bagi saya, istilah Positive Vibe ini juga aneh jika saya saya kaitkan dengan Positive Energy (Energi Positif). Saya dan teman-teman yang sama-sama mengikuti the YES Course (Kursus YA) Ivan Burnell di Portland, Maine, AS, pada September s/d November 2001 biasa saling mengirimkan energi positif ini secara lisan pada teman yang sedang sakit misalnya, "I am sending you a positive energy from Indonesia" yang berisi pengharapan agar teman yang sedang sakit itu cepat pulih.

Pernyataan Quintero ini semakin menegaskan gagasan saya tentang sakelar di atas. Mari kita letakkan sisi gelap itu dalam kegelapan dan jangan membawanya ke tempat yang terang.  Mengapa?

Bayangkan bagaimana jika Andalah yang menerima dari teman Anda Toxic Positivity itu, sebuah generalisasi yang berlebihan dan tidak efektif dari keadaan bahagia dan optimis dalam semua situasi, yang dalam prosesnya menghasilkan penolakan, minimalisasi, dan invalidasi  pengalaman emosional Anda yang otentik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline