Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Arsen dan Senyawanya yang Toksik

Diperbarui: 25 Juni 2021   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolam panas bumi di Selandia Baru. Sumber: buku How It Works - Book of the Elements, hlm. 130.

Sebuah kolam panas bumi di Selandia Baru yang dialiri air panas yang naik sebagai akibat dari aktivitas gunung berapi. Air di kolam panas bumi ini kaya akan mineral terlarut dan terendapkan, antara lain Arsen trisulfida (As2S3), Antimon trisulfida  (Sb2S3) dan Merkuri sulfida (HgS).

Unsur Arsen dan spesimen Botrioidal Arsen. Sumber: buku How It Works - Book of the Elements, hlm. 129.

1. Unsur Arsen, sebuah metaloid beracun.

2. Arsen adalah salah sebuah unsur yang terdapat dalam jumlah sedikit di alam. Spesimen ini disebut bentuk Botrioidal (seperti anggur) dari Arsen asli.

Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.

Dari unsur-unsur dalam golongan 15, 2 unsur sudah saya bahas, yaitu Nitrogen (lihat artikel saya: Nitrogen, Unsur Serbaguna, dan: Fosfor Pembentuk 1% Tubuh Manusia.

Sekarang mari kita lihat unsur ke-3 dalam golongan ini, Arsen dan Senyawanya yang Toksik. Arsen memiliki nomor atom 33. Arsen menyublim (berubah langsung dari padat menjadi gas) pada 614C pada tekanan atmosfer standar. Di bawah tekanan yang jauh lebih tinggi, Arsen mencair; titik lelehnya pada tekanan tinggi tersebut adalah 817C, lebih tinggi dari titik didihnya dalam keadaan normal.

Di alam, Arsen murni memiliki warna abu-abu mengkilap. Arsen murni ini terdapat  dalam beberapa alotrop, 2 di antaranya yang paling penting dan kontras adalah Arsen abu-abu yang padat dan berkilau seperti logam, dan Arsen kuning yang berbentuk bubuk rapuh seperti kebanyakan non-logam.

Metaloid atau semi-logam ini jauh lebih umum ditemukan dalam berbagai mineral. Mineral Arsen digunakan sebagai pigmen sejak zaman kuno hingga akhir abad ke-19. Pigmen mineral Arsen yang paling banyak digunakan pada zaman dahulu adalah orpiment, yang terutama terdiri dari Arsen trisulfida (As2S3) berwarna kuning keemasan. Kata Persia kuno untuk orpiment adalah Zarnik, yang berarti "berwarna emas", dan kata itu adalah akar utama dari kata "Arsen."

Selain menggunakan senyawa Arsen dalam pigmen, banyak peradaban kuno menggunakannya dalam obat-obatan. Obat-obatan Arsen populer di abad ke-19, dan bahkan saat ini beberapa senyawa Arsen digunakan sebagai obat antikanker.

Arsen sering disebut "raja racun," karena bentuk Arsen, baik unsur murni maupun senyawa, beracun bagi hewan. Arsen adalah racun pilihan untuk pembunuhan dan bunuh diri dari abad pertengahan hingga awal abad ke-20. Racun Arsen telah digunakan selama berabad-abad, antara lain sebagai racun tikus.

Perunggu paling awal yang berasal dari sekitar 4000 SM, sebenarnya adalah paduan tembaga dan Arsen. Beberapa sarjana dan alkimiawan kuno dan abad pertengahan melaporkan memperoleh zat logam dari mineral Arsen, tetapi Arsen tidak benar-benar dianggap sebagai unsur sampai munculnya kimia modern.

Penggunaan utama Arsen saat ini adalah untuk memperkuat timbal atau Plumbum (Pb). Ini dilakukan dengan mencampur Arsen dengan timbal untuk membuat paduan keras yang sering digunakan dalam aki mobil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline