Lihat ke Halaman Asli

3 Teori Replikasi DNA

Diperbarui: 18 Oktober 2023   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

DNA (deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat) merupakan sebuah senyawa asam nukleat yang ditemukan pada tahun 1869 oleh Friederich Miescher, seorang ahli kimia. DNA tersusun atas tiga macam molekul yaitu gula pentosa atau deoksiribosa, fosfat, dan juga basa nitrogen yang terdiri atas purin (Guanin dan Adenin) dan juga pirimidin (Timin dan Sitosin).

DNA memiliki kemampuan untuk melakukan replikasi. Salah satu kemampuannya disebut dengan autokatalitik yaitu kemampuan untuk membentuk DNA baru yang sama persis dengan DNA lamanya atau asalnya. Terdapat juga kemampuan heterokatalitik yaitu kemampuan DNA untuk membentuk molekul kimia lain dari rantai DNA asalnya.

Replikasi DNA terjadi saat interfase pada pembelahan mitosis, lebih tepatnya pada sel-sel muda. Proses replikasi DNA melibatkan 3 enzim yaitu helikase, polimerase, dan juga enzim ligase. Terdapat tiga teori tentang replikasi DNA yaitu teori konservatif, teori dispersif, dan teori semikonservatif. Berikut penjelasannya :

1. Teori Konservatif

Pada teori ini, DNA lama disalin tanpa diubah untuk membuat DNA baru yang sama persis dengan DNA lamanya. Bentuk double helix DNA baru akan sama dengan double helix DNA lama karena tidak terjadi perubahan, langsung terbentuk.

2. Teori Dispersif 

Teori dispersif menyatakan bahwa rantai DNA lama diputuskan dan akan bergabung dengan DNA baru namun terjadi secara acak. Walaupun diacak, namun informasi DNA baru akan tetap sama dengan informasi DNA lama. 

3. Teori Semikonservatif

Teori semikonservatif ditemukan oleh Matthew Meselson dan Franklin Stahl pada tahun 1958. Kebanyakan ahli biologi lebih menerima teori semikonservatif ini daripada teori lainnya. Meselson dan Stahl menemukan bahwa basa nitrogen akan terpisah dengan bantuan enzim helikase, yaitu enzim yang mempermudah terbukanya untai DNA ganda menjadi untai DNA tunggal. 

Dua pita dari double helix yang memisahkan diri akan mendapatkan pasangan pita baru yang persis dengan pasangan pita lama sehingga terbentuk dua DNA baru yang sama persis dengan DNA lamanya, termasuk informasi DNA nya akan sama persis.

Demikianlah penjelasan tentang tiga teori replikasi DNA yang telah ditemukan pada 1957 oleh Taylor bersama teman-temannya dan diperkuat lagi oleh Meselson dan Stahl pada 1958. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline