Lihat ke Halaman Asli

Adelia, Akhir dari Kisah Cinta Tanpa Keberanian

Diperbarui: 1 Desember 2018   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Johan Irvani: Andai waktu bisa bergerak mundur, saya ingin kembali ke masa lalu untuk mengatakan cinta padanya.

Sewaktu saya kecil saya adalah orang yang tidak pernah percaya dengan yang namanya kisah cinta. Saya selalu heran jika ada teman yang menangis karena kisah cinta. Sampai pada hari itu semuanya berubah.

Jam sudah menunjukkan jam 13:45 dan Tettttt (meniru suara bel) sekarang waktunya pulang sekolah. Hari ini saya sudah tidak sabar menunggu jam pelajaran selesai, alasan yang cukup sederhana, yaitu saya ingin pulang kampung karena besok ada acara di rumah.

Bergegas saya langsung ke asrama, sangking buru-burunya, saya bahkan tidak mengambil beberapa buku tulis yang ada dalam laci. Sesampainya di asrama, saya langsung ganti baju dan langsung pergi ke halte yang berada tak jauh dari asrama saya.

Sayapun naik salah satu bis yang akan berangkat. Hari itu seolah bis berjalan begitu lambat, entah saya yang mungkin sudah tidak sabar karena rindu kampung halaman.

Berselang beberapa jam kemudian, sayapun sudah sampai dirumah. Banyak orang di sana, mereka sedang mempersiapkan banyak hal untuk acara besok, semua barang di rapikan. Bahkan beberapa sengaja dibakar karena di anggap sampah.

"Cari apa Vani? " Tanya ibu saya

"Kota buku yang warna hijau di mana ma?" Tanya saya

Dengan santainya ibu menjawab

"Ah, itu kan buku lama. Bikin berantakan aja! Udah mama bakar semua "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline