Lihat ke Halaman Asli

Jimmy S Harianto

TERVERIFIKASI

Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Messi dan Kawan-kawan Dievakuasi Pakai Helikopter

Diperbarui: 22 Desember 2022   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain timnas Argentina menyapa para fans yang turun ke jalanan Buenos Aires dari atas bus terbuka untuk merayakan keberhasilan meraih gelar juara Piala Dunia 2022, Selasa (20/12/2022). Foto: AFP/Tomas Cuesta

Lautan jutaan manusia di tengah libur nasional menyambut juara Piala Dunia 2022 Argentina di Buenos Aires, Selasa, membuat bintang pujaan mereka Lionel Messi dan kawan-kawan terpaksa harus dievakuasi dengan helikopter-helikopter. 

Bus atap terbuka yang membawa para bintang sepak bola Argentina itu terhenti, mampat, tak bisa bergerak sama sekali terhimpit manusia yang berdesak-desak. Parade euforia penyambutan pun dihentikan, dan Messi cs kemudian diangkut dengan helikopter.

Surat kabar The Guardian mengungkapkan, setidaknya empat juta orang tumpah-ruah memenuhi jalan-jalan utama Buenos Aires menuju Obelisk -- salah satu pusat kota yang dituju untuk penyambutan para pemain. Dilukiskan, luapan lautan manusia di ibu kota Argentina itu adalah yang paling besar dalam sejarah.

"Gila! Sungguh gila! Belum pernah terjadi seperti ini seumur hidup...," kata Matias Gomez, 25, seorang buruh di antara jutaan penyambut Messi dan kawan-kawan, "sungguh kebahagiaan tak terhingga bisa berada di tengah lautan manusia yang saling bergandeng tangan, saling memeluk yang ditemui di tengah kerumunan manusia, saling mencium. Kami serasa menjadi satu hari ini," katanya.

Tayangan televisi-televisi Argentina pun menggambarkan merebaknya kerumunan orang di sekitar Obelisk, monumen paling terkenal di jantung Buenos Aires. Sebagian lagi benar-benar memenuhi jalan bebas hambatan di ibu kota sehingga lalu lintas mampat. 

Parade kemenangan yang direncanakan sejauh kurang lebih 100 km pun dihentikan di tengah jalan. Setidaknya 18 orang cedera terdesak lautan manusia euforia.

Ketua Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) Claudio Tapia dalam pernyataannya mengungkapkan, pihaknya justru menyesalkan mengapa parade dihentikan. "Ini sama saja mereka (penguasa kota) tidak membolehkan kami menyalami rakyat di Obelisk," kata Tapia, "Seribu maaf kami mintakan, atas nama para pemain juara. Sungguh sayang," ungkap Tapia pula.

Lebih Tiga Dekade

Ibu kota Argentina diwarnai lautan kegembiraan yang meluap-luap, tidak heran, lantaran sudah 36 tahun tidak mengalami kemenangan di Piala Dunia, sejak bintang legendaris mereka Diego Maradona mengangkat piala emas kejuaraan sepak bola dunia itu pada tahun 1986.

Kejadian dramatis di babak final di stadion Lusail, Qatar hari Minggu (18/12) memang membuat semua orang dipacu kencang jantungnya. Kurang sepuluh menit pertarungan akan berakhir, Argentina seperti sudah merasa yakin akan menang besar lawan juara bertahan, Kylian Mbappe cs dari Perancis lantaran sudah lebih dulu unggul 2-0. 

Tetapi rupanya, dalam dua menit bintang Les Bleus Kylian Mbappe membobol dua gol di gawang Luis Matinez. Menit 80 dengan tendangan penalti, lantaran pemain Perancis Dembele diganjal keras di wilayah penalti. Semenit kemudian, menit 81 Mbappe bahkan melayangkan tendangan voli yang cantik sehingga gawang Martinez bobol lagi, 2-2. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline